News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Balon-balon Raksasa Jatuh di Kawasan Sleman Bahayakan Penerbangan

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebanyak dua balon udara berukuran raksasa jatuh di kawasan Sleman. Oleh jajaran Lanud Adisutjipto kedua balon yang terbuat dari plastik itu diamankan dan akan ditelusuri asal muasal balon itu dibuat dan diterbangkan. TRIBUN JOGJA/SANTO ARI

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Santo Ari

TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Sebanyak dua balon udara berukuran raksasa jatuh di kawasan Sleman.

Oleh jajaran Lanud Adisutjipto kedua balon yang terbuat dari plastik itu diamankan dan akan ditelusuri asal muasal balon itu dibuat dan diterbangkan.

Balon yang diterbangkan dengan tenaga api tersebut dapat mencapai ketinggian yang dilalui pesawat terbang dan dapat membahayakan penerbangan.

Komandan Pangkalan TNI AU Marsekal Pertama TNI Novyan Samyoga mengatakan, baru-baru ini pihaknya telah mengamankan dua balon udara yang terbuat dari plastik berukuran besar.

Satu balon dengan panjang 8 meter dan diameter 7 meter ditemukan terjatuh di Minomartani, Kalasan. Sedangkan balon lainnya yang berukuran lebih besar ditemukan di daerah Berbah.

Baca: Kesaksian Warga: Helikopter Hampir Tabrak Kubah Masjid Sebelum Hilang di Tengah Tebalnya Kabut

Melihat jatuhnya balon, Danlanud mengatakan balon tersebut telah terbang memasuki area penerbangan, di mana Berbah disebut tak jauh dari Bandara Adisutjipto.

"Betapa bahayanya bila ada pesawat take off - landing, dan menabrak balon itu," jelasnya, Selasa (4/7/2017).

Terlebih saat ini lalu lintas perjalanan udara sedang padat.

Dari data yang ia dapat, pada tanggal 26 - 29 Juni lalu setidaknya ada 41 laporan pilot yang melihat penampakan balon di jalur penerbangan.

Balon plastik tersebut bisa mencapai ketinggian di atas 20 ribu kaki.

"Ada 41 laporan, sehingga saya berfikir beberapa penampakan yang dilihat pilot itu beberapa adalah balon yang sama," tuturnya.

Melihat laporan itu, Samyoga mengatakan ada komunikasi antar pilot atau pilot dengan menara pengawas di bandara.

Komunikasi itulah yang menurutnya dapat membantu keamanan penerbangan sejauh ini.

"Antar pilot sendiri dan dengan tower saling berkomunikasi sehingga relatif bisa dihindari. Bayangkan kalau tidak ada komunikasi, akan berbahaya," ujarnya.

Saat ini pihaknya masih melacak asal balon itu diterbangkan, dan diduga berasal dari arah utara Jogja seperti di Magelang, Wonosobo, Temanggung, dan Banjarnegara.

Ia juga mengatakan kegiatan menerbangkan balon juga terdapat di wilayah timur seperti Ponorogo, dan Pacitan.

Namun demikian balon yang diterbangkan dari arah timur itu tidak mengarah ke Jogja karena hembusan angin. (tribunjogja.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini