Laporan Wartawan Tribun Bali I Made Argawa
TRIBUNNEWS.COM, TABANAN - Sepasang suami istri di Banjar Pakuaji, Desa Mundeh Kangin, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan, Bali nekat menenggak racun serangga bersama, Senin (3/7/2017).
Mereka ditemukan terkapar dengan mulut mengeluarkan busa di pekarangan rumahnya sekitar pukul pukul 12.00 Wita.
Mereka adalah I Wayan Wiarsana (39) dan istrinya, Ni Sayu Komang Widyawati.
Wiarsa diketahui merupakan Kelihan Dinas Banjar Pakuaji, Desa Mundeh Kangin.
Diduga, pasutri tersebut mengambil jalan pintas mengakhiri hidup karena terlilit utang piutang.
Sebelum ditemukan lemas di pekarangan rumah, Wiarsana sempat ke kantor Desa Mundeh sekitar pukul 08.00 Wita.
Saat pulang dari kantor desa sekitar pukul 10.00 Wita, ia bahkan sempat pamitan kepada Perbekel Desa Mundeh Kangin.
Dua jam berselang, Wiarsana dan Widyawati justru ditemukan tergeletak di halaman rumah dengan mulut penuh busa oleh paman korban, I Made Suarda (57).
Suarda meminta tolong kepada tetangga untuk berusaha menyelamatkan kedua korban.
Mereka kemudian berinisiatif memberikan korban minum yeh kelungah (air kelapa muda) dan minyak kelapa agar bisa muntah.
Setidaknya upaya warga membuahkan hasil.
Widyawati yang bersedia minum air kelapa kemudian muntah namun Wiarsana tidak mau meneguk, ia justru berontak.
Kedua korban dibawa ke Puskesmas Selemadeg untuk mendapat pertolongan.
Karena kondisi yang sudah parah, mereka kemudian dirujuk ke BRSUD Tabanan namun nyawa Wiarsana tidak bisa diselamatkan.
Sementara itu, istrinya masih menjalani perawatan di ruang UGD BRSUD Tabanan.
Kapolsek Selemadeg Barat, AKP I Wayan Swastika menjelaskan, Wiarsa dan Widyawati tiba-tiba sudah dalam kondisi terkapar di pekarangan rumah mereka.
Setelah dilakukan pemeriksaan, mereka menenggak racun serangga.
"Berdasarkan keterangan, mereka sama-sama minum racun karena ada permasalahan keluarga, yakni terlilit utang dan sering cekcok," ungkap AKP Swastika.
Sementara itu, Widyawati masih dirawat intensif di ruang tindakan UGD BRSUD Tabanan.
Sedangkan jenazah suaminya, Wiarsana tampak dibawa ke ruang jenazah BRSUD Tabanan.
Tiba di BRSUD Tabanan, Widyawati mengeluh pusing dan mual.
Bau racun serangga kuat menyengat namun sekitar pukul 15.10 Wita, kondisinya mulai stabil setelah mendapat perawatan.
"Kondisi pasien tidak sesak, tensi sudah normal, hanya saja terjadi infeksi karena sel darah putihnya naik. Sekarang sudah stabil tapi masih lemas, belum normal," ujar dr Dendra.
Berbeda dengan Wisyawati, suaminya tiba di rumah sakit sudah tak bernyawa dan terjadi pelebaran di pupil mata.
Bau racun serangga juga tercium menyengat dari mulutnya.
Keluarga korban saat ditemui di BRSUD Tabanan enggan untuk berkomentar.
Wiarsana meninggalkan satu anak yang masih SMP.
Sayu Putu Nilawati, kakak kandung Widyawati mengaku tak paham dengan duduk perkara mengapa adik dan iparnya nekat menenggak racun serangga.
"Saya tidak tahu persis masalahnya apa," ujar dia singkat.
Ia mengatakan, adiknya saat ini sudah sadar namun terkadang mengigau dan lemas.
Sementara jenazah Wiarsana sudah berada di kamar jenazah dan nampak keluarga mengurus jenazah korban.