TRIBUNNEWS.COM – Minggu (2/7/2017), Helikopter HR 3602 jatuh di Bukit Muntung, Temanggung, Jawa Tengah. Kecelakaan helikopter milik Basarnas ini telah memakan korban jiwa sejumlah 8 orang.
Komisi V DPR, dipimpin oleh Fary Djemi Francis pun melaksanakan kunjungan kerja ke Kantor SAR Semarang pada Selasa (4/7/2017) untuk mendapat data dan informasi, guna mengetahui secara mendalam sebab kecelakaan tersebut.
“Kami ingin mendalami beberapa informasi, seperti kondisi cuaca saat itu. Penghargaan juga akan diberikan kepada anggota penyelamat yang meninggal itu,” ujar Fary Djemi Francis, saat memimpin Tim Kunspek Komisi V DPR.
Politisi F-Gerindra itu juga mengingatkan untuk tidak terburu-buru dalam mengambil kesimpulan penyebab kecelakaan. Ia menegaskan agar menunggu hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Helikopter buatan Perancis itu dibeli pada tahun 2012 langsung dengan PT Dirgantara Indonesia dengan menggunakan anggaran 2012-2013. Selanjutnya, helikopter baru beroperasi pada tahun 2015 lalu.
Namun, Deputi Bidang Potensi Basarnas Marsda Dody Trisunu menuturkan, bahwa helikopter jenis Dauphin itu sudah dalam kondisi siap terbang. Helikopter dikirim ke Jawa Tengah untuk siaga angkutan Lebaran sejak H-7 sampai H+7 Idul Fitri.
“Helikopter juga sempat mendapat perintah untuk mengangkut tim penyelamat guna membantu proses evakuasi kejadian letusan Kawah Sileri di Dieng,” jelas Dody.
Berdasarkan analisis satelit, keadaan cuaca pada ketinggian 1.000 hingga 6.000 meter di Pengunungan Sindoro juga terpantau aman untuk terbang. ini juga dikonfirmasi oleh Kepala BMKG Ahmad Yani Semarang, Bayu Umbaran.
Dalam rangkaian kunjungan, Komisi V DPR juga menyempatkan diri untuk melawat ke kediaman Budi Restiyanto, salah satu korban kecelakaan helikopter itu.