Ia mengaku, sebelum puasa lalu sejumlah karyawan termasuk warga negara Rusia selalu berkantor di tempat ini.
"Hanya satu yang bisa bahasa Indonesia kalau yang lainnya tidak bisa," kata Akbar.
Ia mengatakan, meski ada orang Rusia namun mereka hanya melakukan pemetaan lokasi.
Bukan hanya itu, keberadaan mereka bukan untuk membangun kereta api, melainkan pelabuhan.
"Kayaknya kereta api masih lama dibangun karena sementara baru pelabuhan yang akan dibangun. Lahannya juga sudah dirintis," ujarnya.
Mengenai material batu dan kerikil yang berada di depan kantor, ia mengaku hanya contoh.