News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bom di Bandung

Pemilik Bom Panci Dulu Anggota Geng Motor, Tobat Setelah Gabung Dua Ormas Islam

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KTP pemilik bom panci yang meledak di sebuah rumah kontrakan, kawasan Buah Batu, Bandung, Bawa Barat. Dari KTP tersebut, yang bersangkutan bernama Agus Wiguna.

Ditulis oleh Kang Haris (Pengurus RW Bidang Kerohanian di Kubang Beureum, Sekejati, Buah Batu)

Bagian II

Si lelaki paruh baya keluar, izin kembali melihat lokasi ledakan dan aku berpindah ke tempatnya. Kukirimi Farkhan pesan, “Pak, polisi sudah datang?” kepalanya menggeleng.

Kutatap Pak RT, keningnya berlipat-lipat.

Aku bergeser sejengkal ke arah pemuda itu, menghadapkan badan padanya lalu berkata, “Kang, namanya siapa?”

“Agus, Agus Wiguna,” jawabnya sambil mengangkat kepala lalu memainkan kembali ponselnya.

Farkhan berdiri dan berkata pada pemuda itu, “Sini hape-nya, sementara saya tahan dulu!” si pemuda tak membantah.

Ponsel yang menjadi mainannya saat itu diserahkannya begitu saja.

“Asal dari mana?” kembali kulemparkan pertanyaan.

“Garut,” ujarnya sambil menggoyang-goyangkan kakinya dengan dada yang naik turun tak beraturan.

“Garut mana?”

“Bungbulang,”

Aku mengangguk. “Kok bisa ke Bandung, awalnya kayak gimana?”

Si pemuda menghadap padaku sejenak, kepalanya merunduk sedangkan jemarinya saling memilin satu sama lain. Kakinya masih tak berhenti bergerak disertai dada yang naik turun semakin cepat.

Dia menyeringai melemparkan hitam bola matanya padaku yang dalam keadaan tertunduk itu ia berkata, “Saya dulu di Caringin, Pasar Caringin. Menggelandang, menjadi pemakai dan pengedar.”

“Narkoba?” cecarku kemudian.

“Ganja,” tegasnya.

“Lalu?”

Si pemuda berhenti melemparkan hitam matanya padaku dan kembali merunduk.

Jemarinya masih saling memilin. Pak RT mengeluarkan kakaren sisa lebaran berupa rengginang dan beberapa penganan lain, sedangkan minuman sudah tersedia sejak sebelum kedatanganku.

Ditawarkan pada pemuda itu dengan menyodorkan toples berisi rengginang yang lalu diraihnya satu. dipotong sedikit demi sedikit hingga butiran-butiran remahnya berceceran ke lantai.

Ia tak lantas membiarkannya. Dipungutinya satu persatu lalu memakannya.

Rengginang itu masih ada di tangannya, pun mulutnya belum lagi selesai melumat tapi ia kemudian meneruskan, “Saya memang dari SMA sudah bandel, Pak. Suka minum-minum, bolos sekolah. Meskipun begitu saya selesai dan tamat SMA.”

Rengginang di mulutnya sudah lumat dan ditelan lalu minum. Dia tampaknya paham bahwa saya tengah menunggu ceritanya lebih lanjut. Maka setelah tenggorokannya dirasa nyaman ia pun melanjutkan.

“Saya juga pernah ikut geng motor tapi alhamdulillah saya taubat. Pernah juga saya ikut komunitas ‘Agus-Agus’,”

Aku mengerutkan dahi dan menemukan titik terang. Kulemparkan ia satu pertanyaan lagi, “Bagaimana kamu bisa taubat?”

Bibirnya semakin menyeringai dan berkata, “Saya bergabung dengan dua ormas Islam, di sana saya bisa bertaubat hingga sekarang,”

Mereka asyik ketika berdiskusi, bekerja sama dalam sebuah komunitas sastra yang sempat kuikuti, bahkan beberapa buku karangan mereka tak mengindikasikan radikalisme seperti yang dipertunjukkan oleh pemuda ini.

“Selain jualan basmut, apa kegiatan kamu?”

“Saya kuliah jurusan manajemen bisnis. Semester tiga,”

“Di mana kamu bergabung dengan mereka?” tanyaku selanjutnya.

“Di mana-mana, tak tentu.”

Ia mengangguk.

“Saya tak tahu nama tempatnya.”

Aku mengangguk lalu kembali memberinya pertanyaan, “Pelajaran apa yang kamu dapat dari mereka?”

“Sama, seperti pengajian pada umumnya,”

“Seperti?”

“Salat, ibadah, sami’na waatha’na…”

“Sami’na waatha’na?”

“Iya, kita mesti patuh dan taat,”

“Pada siapa?”

Ia terdiam. Kepalanya terangkat dan matanya seolah mengawang ke hadapan, sedangkan punggungnya kini tegak dan dadanya tampak membusung terisi udara yang dihirup sedemikian banyak yang kemudian dihembuskannya sekaligus.

“Ada sebuah pertanyaan, saya harap Pak Ustadz bisa menjawabnya,” ujarnya menohokku tiba-tiba.

Aku lupa melepas sarung dan peci di kepala. Mungkin ini yang menyebabkannya memanggilku “Ustadz”. Tapi kucoba tak gentar.

“Konon, dalam sebuah dalil hadits Nabi, kelak Islam akan terpecah menjadi 73 golongan, 72 di antaranya masuk neraka sedangkan yang satu selamat. Islam yang mana yang selamat itu?”

Aku tak berhasil menghafal hadits itu secara lengkap, baik bahasa Arabnya atau terjemahannya.

Dengan akal yang dangkal ini aku menjawab, “Islam yang selamat cuma satu. Mereka bukan golongan manapun dan dengan nama apapun. Mereka adalah orang Islam yang senantiasa berbaik sangka pada seluruh makhluk, terlebih manusia. Memiliki prinsip, ‘sebaik-baik diri sendiri lebih baik orang lain, dan seburuk-buruk orang lain lebih buruk diri sendiri’, senantiasa mengajarkan perdamaian, keselamatan dan keamanan,”

Si pemuda menatapku sekali dan kembali berhenti sejenak. Punggungnya kembali tegak dan berkata, “Kembali pada konsep sami’na waatha’na, bagaimana pandangan Ustadz?”

“Menurutmu, atau paling tidak menurut apa yang kaudapatkan ketika ikut kajian dulu?” kukembalikan pertanyaannya.

“Anda yang ustadz, kenapa harus tanya pada saya?” kulit di antara alisnya melipat dan tampak jelas urat di keningnya menegang. Tensinya naik, ia tampak bersemangat.

“Bagaimana kamu menjalankan sesuatu yang bahkan kamu sendiri tidak pahami?”

“Baik,” balasnya. “Kita sebagai muslim didorong untuk melaksanakan syariat Islam secara kaffah, tak setengah-setengah. Baik dalam peribadatan maupun kehidupan kita sebagai rakyat. Sekarang, hukum mana yang harus kita ikuti? Pemimpin mana yang harus kita taati? Syariat apa yang mesti kita jalankan? Apakah semua yang kita jalankan sesuai dengan al-qur’an dan sunnah atau malah bertentangan? Apakah bisa dikatakan kaffah Islam kita jika bertentangan dengan al-quran dan sunnah?”

Bersambung ke bagian selanjutnya...

Baca: Ujang Basmut, Begitu Orang Memanggil Pemilik Bom Panci

Baca: Agus Wiguna Mengaku Gerah dengan Riba, Katanya Dosa Besar

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini