Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Setelah bayinya 11 bulan cacat diduga korban malapraktik, Hardiwan Harianja (30) harus bersusah payah mencari uang pengobatan.
Kondisi Ardi Kristopan, anak pasangan Hardiwan dan Demiria boru Sigalingging, mengkhawatirkan. Kaki kirinya membusuk dan mata kirinya buta diduga setelah berobat di RSUD Pirngadi Medan.
Demi kesembuhan anaknya itu Hardiwan yang semula bekerja sebagai penarik becak motor terpaksa menganggur. Ia telah menjual betornya demi kesembuhan putra pertamanya itu.
"Saya sudah enggak punya apa-apa lagi selain istri dan anak saya. Semua sudah habis untuk berobat anak saya ini, termasuk menjual betor yang biasa saya pakai mencari nafkah," kata Hardiwan ditemui wartawan di RSUD Pirngadi Medan, Jumat (14/7/2017).
Baca: Bayi Diduga Korban Malapraktik: Kaki Kiri Membusuk dan Mata Kiri Buta
Pria yang tinggal di Jalan Garu III, Gang Cendana, Kelurahan Harjosari I, Kecamatan Medan Amplas, ini sudah tak makan selama dua hari. Ia rela kelaparan demi anaknya sembuh.
"Yang saya pikirkan bagaimana anak saya ini sehat. Tapi mau bagaimana lagi, matanya sudah buta yang sebelah kiri," ungkap Hardiwan.
Bingung menghadapi masalah ini, sejumlah wartawan sempat mendampingi Hardiwan untuk menemui humas RSUD Pirngadi Medan, Edison Peranginangin.
Awalnya, terjadi perdebatan antara wartawan dan Edison yang sempat bertindak tak sopan. Setelah berdebat panjang, Edison membawa Hardiwan dan anaknya ke IGD. Dari sana Hardiwan diminta ke Poli Anak.
Ketika tiba di Poli Anak, Hardiwan kecewa karena sudah tutup. Pihak rumah sakit beralasan dokter jaga sudah pulang.
"Jam segini sudah pulang dokternya. Sudah enggak adalagi. Ini masalah misskomunikasi saja," Edison berkilah.
Disinggung soal kecacatan sang bayi, Edison enggan berkomentar. Katanya, jika keluarga Hardiwan ingin menuntut, pihak rumah sakit mempersilakannya.
"Kalau mau komplain ada jalurnya. Silakan saja keberatan. Kan sudah ditangani tadi," kata Edison lalu berlalu menuju ruang kerjanya.