TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Ternyata ada hal mendasar yang mendorong mantan kombatan dan teroris menyatakan ikrar setia terhadap NKRI dan siap berjuang melawan teroris.
Demikian juga dengan yang dilakukan Ali Fauzi dan para anggota Yayasan Lingkar Perdamaian (LP), Jumat (21/7/2017).
Usai ikrar menyatakan ikrar di depan Badan Nasional Pemberantasan Terorisme (BNPT), Ketua Yayasan LP, Ali Fauzi akhirnya mau menceritakan tentang alasan mendasar ia dan anggotanya mengucapkan ikrar.
"Saya mau ikrar setelah perenungan tentang kisah perjuangan Bapak saya," ujarnya, Sabtu (22/7/2017).
Menurutnya, bapaknya H Nor Hasyim merupakan seorang pejuang.
Yakni, berjuang berperang melawan serdadu kompeni Belanda untuk kemerdekaan Indonesia di wilayah Gumantuk, Lamongan.
Semasa revolusi fisik tersebut, Nor Hasyim punya nama gerilya, Nor Aini Mashuri.
Dia bercerita kepada Ali Fauzi, bahwa pernah tiga hari tiga malam berjuang secara gerilya, dengan perang di rawa-rawa.
Kala itu banyak kawan seperjuangan bapaknya yang gugur.
"Untuk meyakinkan, saya pernah diajak pahlawan di pinggir jalan persawahan Gumantuk saya menyaksikan Bapak menangis ingat peristiwa itu," ungkapnya.
Dibalik cerita perjuangan, orangtuanya yang sudah meninggalkan dunia ini juga selalu menyelipkan pesan-pesan agama.
Sepanjang cerita, Ali Fauzi mengaku tidak pernah sekalipun membantah atau menolak argumennya.
Banyak pertimbangan rasional dan batin yang sampai dirinya sadar mundur dari medan tempur di Mindanau Filipina, Poso serta mundur sebagai seorang teroris.
Dorongan kuat untuk mendapat kepercayaan dari negara dan masyarakat bahwa apa yang dilakukan LP bukan kamuflase dan sandiwara.
"Saya dan teman-teman murni niat ikhlas ingin menjadi manusia yang lebih baik," ucap adik trio Bomber Bali, Mukhlas, Ali Imron, dan Amrozi ini.
Apa yang dilakukannya bersama teman-temannya kala itu dinilai tidak memberikan manfaat pada sesama.
Karena sejatinya, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.
Lingkar perdamaian berharap dengam ikrar itu akan muncul lingkar perdamaian di tempat lain. Juga muncul kesadaran baru bagi para ihwan.
Saat peresmian oleh BNPT Jumat ,(21/7) sambutan masyarakat juga antusias memberikan dorongan kepada dirinya untuk memberikan makna LP bagi Negara Republik Indonesia.
Ada lebih dari 1.500 orang hadir padahal undanganya hanya 600 orang.
Ada banyak diantara mereka minta maaf tidak diundang tapi mereka datang sendiri.
"Respon ihwan-ihwan (sebutan napiter dan kombatan, red) juga sudah tidak takut dan malu lagi wajah dan profil mereka dilihat masyaraka," tegas Ali Fauzi. (Surya/Hanif Manshuri)
Berita ini sudah dimuat di Tribun Jatim dengan judul: Ternyata Kisah Heroik Inilah yang Bikin Mantan Teroris Adik Trio Bomber Bali Taubat