TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Praktik prostitusi terselubung berkedok rumah karaoke keluarga di Kediri sudah berlangsung lama, dan ternyata bukan hanya tarian bugil (striptis) seperti diungkap Polda Jatim.
Di sana, para pelanggan juga bisa bercinta alias making love (ML) dengan pemandu lagu di tempat karaoke.
Pengakuan itu Surya dapatkan dari seorang pemandu lagu yang juga pernah menjadi penari striptis di Karaoke Inul Vizta Kediri.
ASherlyn (bukan nama sebenarnya), yang memulai itu pada 2015.
Setelah bergabung, ia tahu praktik tersebut telah berlangsung lama.
"Kalau minta tamunya untuk melayani, ya lanjut. Bisa di ruangan sebelah atau apa. Biasanya juga menyediakan striptis. Tergantung sama tamu-tamu," terang Sherlyn, ketika ditanya apa saja yang dilakukan selama melayani tamu ketika itu.
Untuk mendapat layanan striptis, pelanggan tak harus menyampaikannya ke manajer Inul Vizta Kediri, Ilham, yang kini menjadi tersangka di Polda Jatim.
Menurut Sherlyn, layanan itu bisa dilakukan hanya dengan kesepakatan antara pelanggan dan pemandu lagu. Jika deal, busana pun ditanggalkan satu per satu.
Ia menuturkan, setelah masuk room, pelanggan dan pemandu lagu biasanya bernyanyi dan minum-minum dulu hingga maksimal dua jam.
Setelah itu, sebut Sherlyn, para pelanggan baru meminta pemandu lagu untuk menari striptis. Biasanya juga, itu dilakukan setelah pengaruh minuman keras sudah terasa.
Bagi Sherlyn, melayani striptis pelanggan baru cukup menyulitkan. Ia harus menjelaskan serba-serbi sistem pembayarannya.
Ini berbeda jika pelanggan yang memintanya menari striptis adalah orang sudah pernah menggunakan jasa yang sama.
Hanya dengan kode dan duit diberikan duluan, pakaian perempuan-perempuan itu mudah dilepaskan.
Jika dalam satu ruangan ada beberapa pemandu lagu, permintaan untuk bertelanjang disampaikan kepada semua.