TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Annual Summit Program Keluarga Harapan (PKH) Tahun 2017 belangsung Rabu (26/7/2017) bertempat di Gedung Sasana Budaya Ganesha (SABUGA) Bandung Jawa barat.
Hadir dalam acara tersebut Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) mewakili Menteri Sosial Harry Hikmat, Direktur Jaminan Sosial Keluarga Nur Pujianto, Ketua DPRD Jawa Barat dan jajaran direksi Bank Himpunan Negara (HIMBARA) serta kurang lebih 23 Kabupaten/Kota Jawa Barat yang hadir dalam acara ini.
Anang Sempat Curhat Emoh Punya Anak, Eh Ashanty Kini Kebobolan Lagi? https://t.co/lD3Vnm3HMA via @tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 26, 2017
Dalam acara ini, 3 Pendamping PKH yang berprestasi akan diberikan hadiah sebuah Motor oleh Gubernur Jawa Barat. Sebanyak 2.058 pendamping mendapatkan bantuan dari Gubernur sebesar Rp 4.000.000
"Angka kemiskinan 10,64% target Kabinet Kerja tahun 2019 akan berkurang 7-8%" ujar Harry Hikmat selaku Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial dalam arahannya.
"Alhamdulillah, Pemerintah kita lewat berbagai program melakukan pemberdayaan masyarakat, saya memberikan apresiasi dari seluruh program - program pemerintah termasuk program - program daerah. Yang paling berhasil adalah Program Keluarga Harapan dari Kementerian Sosial" Puji Ahmad Heryawan dalam sambutannya.
Dana PKH di Jawa Barat telah diserap oleh 1,3 Juta Keluarga sebesar 1,9 Triliun Rupiah. "Semoga dengan adanya PKH para KPM dapat meningkatkan perekonomian membuka lapangan kerja
dilingkungan sekitarnya" Tambahnya.
Ada hal yang menarik dalam acara Annual Summit PKH 2017 adanya mantan KPM (Keluarga Penerima Manfaat) yang menyatakan telah mengundurkan diri sebagai KPM dan sudah hidup mandiri.
Pendamping berprestasi dari masing - masing wilayah (Jabar 1,2,3) mendapat apresiasi dari Gubernur berupa Sertifikat untuk semua pemenang) 1 Buah motor untuk pemenang pertama, 1 Buah laptop untuk juara 2, dan 1 buah tablet bagi juara ke 3 pada masing - masing wilayah pembagian.
Adalah Titin Rumiati dan Aminah Zein masing - masing dari Kabupaten Sumedang dan Cianjur.
Titin mengaku sudah sejak tahun 2008 menjadi KPM dan memutuskan untuk keluar dari Program Keluarga Harapan tahun 2014, saat ini beliau berhasil mandiri bersama 3 orang anaknya dan menjadi pengusaha meubel lemari di Kabupaten Sumedang "Terima Kasih kepada Pemerintah dan PKH saya sudah mandiri" ucap Titin, "Saya keluar karena saya merasa sudah mandiri, sampai kapan bergantung pada Pemerintah?" tutupnya.
Lain hal dengan Ibu Aminah, Ia hidup dengan 4 orang anaknya di Kabupaten Cianjur dan sudah bergabung sebagai KPM Program Keluarga Harapan sejak tahun 2009 kemudian, Ibu Aminah mengambil pilihan untuk hidup mandiri dan melepaskan bantuan PKH di tahun 2010 dan mengikuti Program KUBE (Kelompok Usaha Bersama) sehingga dapat menyelesaikan pendidikan ke-empat anaknya. "Terima Kasih Pak Gubernur, Ibu Menteri dan Pendamping saya telah membantu saya dan keluarga" Ujarnya dengan semangat.