News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Belasan Anak Gimbal Jalani Ritual Cukur Rambut, Ada yang Minta Baju Artis

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang anak menjalani ritual cukur rambut gimbal di Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (29/7/2017). TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKKI

Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki

TRIBUNNEWS.COM, WONOSOBO - Sebanyak 11 anak gimbal di Wonosobo diruwat di Telaga Menjer, Garung, Wonosobo, pada rangkaian Festival Menjer, Sabtu (29/7/2017).

Bocah-bocah berumur sekitar 4 hingga 7 tahunan itu dikirab terlebih dahulu dengan berjalan kaki mengitari desa sebelum menjalani prosesi ruwatan.

Puluhan orang berpakaian prajurit Jawa lengkap dengan senjata mengiringi prosesi kirab. Anak-anak gembel itu tenang di gendongan orang tua masing-masing.

Perjalanan mereka berakhir di panggung yang di tata di sisi telaga. Seorang pemangku adat menyiapkan sesaji dan menyalakan dupa di panggung.

Bibirnya merapal matra untuk mengawali ritual. Asap dupa mengebul. Bau wewangian semerbak. Sebuah kursi bewarna emas ditata paling depan membelakangi panggung. Satu per satu anak gimbal dipanggil lalu didudukkan di kursi tersebut.

Baca: Anak-anak di Dieng Berbicara Ngelantur Sebelum Rambut Gimbalnya Tumbuh

Baca: Fadli Zon Akui Gerindra Sulit Penuhi Ambang Batas Presiden 20 Persen

Baca: Oesman Sapta: Rakernas Hanura Akan Pilih Jokowi di Pilpres 2019

Pemuka adat mulai menyiapkan peralatan cukur berupa sisir dan gunting. Bupati Wonosobo Eko Purnomo mendapat kehormatan untuk mencukur anak gimbal didampingi pemangku adat.

Durasi pencukuran rambut pada masing-masing anak berbeda. Pemotongan rambut paling lama pada bocah yang rambut gimbalnya tumbuh lebat.

Pelarungan rambut gimbal di Telaga Menjer, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (29/7/2017). TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKKI

Segera Periksa Jika Kaki Anda Mengalami Kondisi Seperti Ini, Berarti Tubuh Sedang Sakit Serius https://t.co/uQhdM5kMnu via @tribunnews

— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 29, 2017

Sudah Terlilit Utang, Ahli Fisika Yohanes Surya Dipolisikan Karena Dugaan Penipuan Tanah https://t.co/37bDmjygNO via @tribunnews

— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 29, 2017

Niat Hati Ingin Minum, Guru TK Kaget Lihat Sosok Ini di Balik Jendela, Langsung Lemas Merinding! https://t.co/0iIoOrmxdd via @tribunnews

— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 29, 2017

Suami Istri Bunuh Diri, Keponakan Korban: Saya Takut karena Melet, Wajahnya Menatap Saya https://t.co/OogMjkpUjz via @tribunnews

— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 29, 2017

Ini Penjelasan Kementerian Pertahanan Kenapa RI Putuskan untuk Bikin Pesawat Tempur Canggih https://t.co/0lN2x6WT2l via @Tribunnews

— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 29, 2017

Ada yang hanya sekali gunting selesai pada bocah yang memiliki sedikit gimbal pada rambutnya.

Rata-rata anak gembel itu tenang saat dicukur. Hanya seorang bocah gembel perempuan menangis keras dan berontak saat gimbalnya dipotong.

Pencukuran rambut gimbal itu dilakukan setelah permintaan anak-anak itu terpenuhi sebagai prasyarat ritual.

Permintaan mereka beragam dan sebagian sulit dinalar. Ada bocah gimbal yang hanya meminta tahu dan tempe Kemul sebanyak tiga buah.

Seorang peserta lain meminta sepasang sepatu hak tinggi dan baju artis.

Nurhayati (6), bocah asal Kecamatan Sapuran, Wonosobo, hanya meminta sebuah boneka yang akhirnya terkabul.

Sementara Naili Zahra (6), bocah asal Kecamatan Garung Wonosobo meminta sebuah boneka barbie dan jeruk sebanyak 28 buah.

Kevi Sabrina (5) dari Kecamatan Kertek, Wonosobo, meminta kue ulang tahun lengkap dengan baju pesta ulang tahun.

Sementara Sisi Lausiyah (5), warga asal Kecamatan Kertek meminta dibelikan sepeda mini.

Lain halnya dengan Indha Nuraini (6), bocah asal Kecamatan Garung, itu meminta sandal, rok dan kulkas.

Rambut gimbal yang telah dipotong itu tidak dibuang begitu saja usai ritual pencukuran. Rambut itu dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam kendi berbahan tanah.

Pemangku adat beserta rombongan adat kemudian membawanya ke tepi telaga. Mereka menaiki perahu getek menuju tengah telaga. Sesampai di tengah telaga, sesepuh adat menyalakan dupa dan melafalkan doa-doa.

Ia lalu melarung kendi itu ke permukaan air yang mengalir tenang, sambil menaburi air dengan kembang berbagai rupa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini