TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Istri korban pembunuhan Ismail Hidayah, Bibi Rasenjam berteriak histeris di Pengadilan Negeri (PN) Kraksaan, Selasa (1/8/2017).
Hal itu dilakukannya usai mendengar pembacaan putusan Majelis Hakim kepada Taat Pribadi, terdakwa pembunuhan Ismail Hidayah dan Abdul Gani, mantan pengikut Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Selasa (1/8/2017) siang.
Dalam putusan ini, Taat Pribadi dijatuhi hukuman 18 tahun penjara.
Bibi pun meluapkan emosinya. Istri Ismail Hidayah ini berteriak ke sana-sini.
Ia menyampaikan kekecewaannya terhadap majelis hakim yang hanya menjatuhkan hukuman 18 tahun penjara.
"Bagi saya itu tidak adil, membunuh dua orang hanya dijatuhi hukuman 18 tahun penjara," katanya kepada SURYA.co.id, Selasa (1/8/2017).
Dia mengaku tidak terima dengan putusan itu. Bahkan, ia menilai buruknya penanganan hukum di Indonesia.
Ia menyebut, hukum tidak berpihak pada orang yang benar, tapi berpihak pada orang yang punya uang.
"Ini dua orang loh yang jadi korban pembunuhan. Dua nyawa hanya dihukum 18 tahun penjara," terangnya.
Ia menyebut Taat adalah penjahat kelas kakap. Menurutnya, Taat itu sudah menipu dan membunuh.
"Darimana orang itu (Taat Pribadi) bisa kaya raya, ya karena menipu. Ratusan orang ditipu untuk mendapatkan uang ratusan juta. Suami saya itu korban kejahatannya dia, saya kecewa dengan pengadilan ini," ungkapnya.
Bibi bahkan berkata ia ingin membunuh Taat. Ia ingin Taat mendapatkan hukuman setimpal.
"Kalau membunuh hanya dapat hukuman 18 tahun penjara, lebih baik saya saja yang membunuh Taat. Saya balaskan pembunuhan suami saya ke dia. Saya siap dipenjara, kalau memang hukumannya tidak seumur hidup," tandasnya.
Bibi pun sempat mendapatkan cibiran dari para pengikut Taat Pribadi. Para pengikut mencomooh Bibi.
Hal itu, sempat membuatnya geram. Namun, beruntung Bibi berada bersama teman-temannya.
Saat hendak mendatangi pengikut Taat yang mencemoohnya, tangan Bibi langsung ditarik.
"Saya mau ke majelis hakim, saya mau protes," katanya kesal.
Upaya Bibi menemui majelis hakim pun buntu. Majelis hakim langsung meninggalkan PN Kraksaan usai persidangan.
Hal itu sontak membuat Bibi semakin kesal. Saking tak kuatnya menahan amarah, Bibi pun meneteskan air mata.
Tak hanya itu, ia juga kembali berteriak di depan PN Kraksaan. Ia menceritakan bagaimana kejamnnya pembunuhan yang dialami suaminya.
Kata dia, suaminya itu mau pergi ke masjid untuk beribadah, setelah itu diculik orang-orang suruhan Dimas Kanjeng dan dibunuh.
"Kurang jahat apa, suami saya itu mau ibadah, lah kok diculik dan dibunuh. Sungguh kejam sekali perbuatan itu," imbuhnya.
Seolah tak ingin Bibi semakin terluka, teman-teman Bibi membawanya untuk ke luar PN Kraksaan.
Sempat menolak tawaran temannya, namun akhirnya Bibi dipaksa untuk meninggalkan PN Kraksaan.
Ia meninggalkan Kraksaan menggunakan mobil Suzuki Ertiga warna putih.