Laporan Wartawan Tribun Kaltim Muhammad Arfan
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Pemerintah sejauh ini belum memiliki infrastruktur yang memadai untuk menempatkan alat utama sistem pertahanan (Alutsista) di garis perbatasan darat RI-Malaysia di Pulau Kalimantan.
Kementerian Perhubungan RI sebagai pemangku kewenangan jalur akses masih sebatas merencanakan.
Salah satu yang direncanakan kementerian teraebut ialah pembangunan rel kereta api.
Kementerian Pertahanan RI kemudian menginginkan pembangunan jalur kereta api mampu mendukung keperluan pertahanan dan keamanan di perbatasan.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Strategi Pertahanan (Kapuslitbang Strahan) Balitbang Kementerian Pertahan RI Laksamana Pertama TNI Agus Rustandi mengakui jalur kereta api yang direncanakan pemerintah tidak saja berfungsi membuka isolasian daerah-daerah perbatasan dan melancarkan kegiatan ekonomi.
Lebih dari pada itu, jalur kereta api bisa difungsikan kala terjadi situasi genting yang mengancam kedaulatan NKRI di perbatasan.
"Jadi bisa multifungsi. Kita berhadapan langsung dengan Malaysia. Ini yang menjadi riskan apabila kita harus mendispersi pasukan dan alutsista khususnya saat genting."
"Jalur kereta api itulah yang kami harap bisa menopang keperluan pertahanan juga," kata Jenderal Bintang Satu ini saat disua di Kantor Bappeda dan Litbang Kalimantan Utara, Kamis (3/8/2017).
Kementerian Pertahanan RI sendiri belum memberi masukan kepada pemerintah perihal rencana jalur yang diinginkan. Kementerian Pertahanan mengharapkan bisa ditempuh jalan tengah.
"Nanti kita lihat jalan tengahnya. Apakah jalur harus dirubah rutenya atau tetap mempertahankan jalir yang direncanakan Kementerian Perhubungan."
"Misalkan base-nya untuk militer tetap di titik ini, jalurnya di sana. Nanti tinggal disambung menggunakan koridor jalur pendekat," katanya.
Pembangunan jalur kereta api nasional (Kementerian Perhubungan) baru akan masuk ke Kalimantan Utara pada tahun 2020 akan datang.
Jalur kereta api berawal dari Berau (Kalimantan Timur) berturut-turut menuju Tanjung Selor, Karang Agung, Sesayap, Tidung Pale, Malinau, Mensalong, Pembeliangan, Salang, Seimanggaris, Batas Negara.
Jalur kedua, masih kisaran tahun 2020-2034 dibangun jalur Sekatak menuju Jembatan Bulan, Pelabuhan Laut Tarakan, hingga Bandara Juwata Tarakan. (Wil)