TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Oknum Marinir TNI AL, Kopral Dua (Kopda) Tri S alias YYK tergolong sangat kejam saat menghabisi nyawa Luluk Diana, istri Kades Sidojangkung, Kecamatan Menganti, Gresik.
Pelaku menghabisi korbannya dengan menembak kepala bagian belakang.
Pembunuhan kejam tersebut diketahui, setelah Luluk ditemukan tewas bersimbah darah di Kawasan Hutan Watu Blorok, petak 75E RPH Kupang, KPH Mojokerto, Desa Kupang, Kecamatan Jetis pada Selasa (8/8/2017) sore.
Setelah itu, pelaku kabur dan berusaha menghilangkan jejak selama empat hari. Tapi pelariannya tersebut, Jumat (11/8/2017) berakhir.
Penangkapan tersangka akhirnya mengungkap hubungannya dengan korban yang selama ini menjadi teka-teki.
Wadir Reskrimum Polda Jatim, AKBP Teguh Yuswardi menjelaskan, terbongkarnya pembunuhan ini, bermula dari CCTV milik Bank BCA Kota Mojokerto.
Korban saat itu tidak sendirian saat mengambil uang. Tapi ada orang laki-laki yang menemani yakni tersangka.
"Kenapa korban mengajak tersangka untuk mengambil uang di bank, apakah ada hubungan tertentu?" tanya Surya.
Ternyata terungkap, bahwa tersangka adalah teman sekolah SMA korban.
"Memang waktu mengambil korban menghubungi suaminya kalau akan mengambil uang. Tapi dengan siapa, korban tidak ngomong," jelasnya.
Baca: Kronologis Penangkapan Oknum Marinir Pembunuh Istri Kades, Pelaku Sembunyi di Atas Genteng
Meski hubungan tersangka dan korban sudah terkuak, namun masih ada 2 pertanyaan yang belum terjawab, yaknia pakah korban dengan tersangka berangkat bersama dari rumah?
Dimana tersangka dan korban bertemu sebelum berangkat mengambil uang Rp 150 juta di Mojokerto?
Menurut AKBP Teguh, hal itu yang masih didalami dan akan dikembangkan oleh penyidik Pomal.
Karena begitu tersangka tertangkap langsung diserahkan ke Pomal.
Sementara terkait pertanyaan, berapa kali tersangka diajak mengambil uang, Teguh menjawab, "Tersangka baru sekali diajak dan motif yang dilakukan adalah untuk menguasai uang yang baru diambil korban," jelasnya.
Dalam kasus pembunuhan ini, tersangka diduga kuat sudah merencanakan dengan matang untuk menghabisi nyawa korban.
Senjata api yang diakui tersangka diperoleh dari Aceh saat dinas disana, diselipkan di balik baju yang dipakai.
Begitu perjalanan pulang dari Mojokerto menuju Gresik, mobil Toyota Yarris putih milik korban yang disopiri tersangka tiba-tiba dihentikan di hutan Watu Blorok.
"Korban dihabisi di luar mobil. Ada peluru yang menyarang di kepala korban dan mayatnya dibuang di hutan Watu Blorok petak 67 RPH Kupang Jetis Mojokerto," terangnya.
Pasca pembunuhan, tersangka langsung mengambil uang Rp 150 juta yang baru diambil dan membawa mobil korban ke arah Krian, Sidoarjo.
Mobil tersebut diparkir di sekitar Pasar Krian dan baru ditemukan, Selasa (8/8/2017) sore setelah masyarakat lapor ke pihak kepolisian.
Menurut AKBP Teguh, tersangka YS langsung pulang ke Perum Griya Samodra Asri, Kramat Jegu, Taman, Sidoarjo.
Pada Rabu (9/8/2017), uang hasil merampok dipakai membeli mobil Honda Jazz W 1797 YC dengan uang muka Rp 30 juta di daerah Ngepung, Kedamean, Gresik.
Begitu memiliki mobil, tersangka mulai meninggalkan rumah dan berjalan ke Kediri, Jombang, Lamongan, dan terakhir ke Malang ditangkap tim gabungan.
"Tersangka limbung dan berusaha meninggalkan sekitar lokasi. Mungkin agar tidak terlacak. Tapi kami sudah mengantongi identitas tersangka," tegasnya.
Setelah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka, karena pelaku adalah anggota TNI AL, polisi Jatim akan menyerahkan pelaku ke Pomal. Termasuk barang bukti juga diserahkan semua.