TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Motif pembunuhan Istri Kepala Desa Sidojangkung Gresik, Luluk Diana, masih terus diperdalam.
Namun dugaan kuat adalah murni ingin menguasai uang tunai Rp 150 juta.
Berdasarkan keterangan dari Komandan Pomal Lantamal V Surabaya, Letkol Laut Khoirul Fuad menuturkan, bahwa TS anggota Yon Zeni Karangpilang Surabaya yang menjadi tersangka menghabisi nyawa Luluk itu dengan cara ditembak mati.
Awalnya, hanya dimulai dari percakapan sepele sehingga keduanya bisa sama-sama satu mobil.
"Mereka sepakat ke Mojokerto berdua," kata Fuad.
Menurut pengakuan TS, persis ceritanya adalah keduanya kembali akrab setelah belasan tahun tak berkomunikasi.
Dua bulan lalu, TS mendapat nomor WhatsApp (WA) Luluk. Keduanya pun mulai akrab kembali.
Berawal Ada Isu Selingkuh, Zulmi Bantai Istri Sendiri, Begini Nasib Dua Anaknya
Meski mereka memang tidak pernah ada hubungan khusus. Namun pada Selasa (08/08/2017), keduanya sepakat bertemu.
"Padahal hari itu adalah hari aktif. Setiap anggota TNI AL juga wajib masuk tugas. Saya heran karena pagi itu TS malah kelayapan," ujar Fuad.
Perwira lulusan Akabri 1996 ini sampai penasaran menyimak pengakuan anak buahnya itu.
Keduanya sepakat bertemu dan meminta TS harus bawa pistol.
"Saya dihubungi Luluk. Dia tiba-tiba menanyakan ke saya apakah saya punya pistol atau tidak," ucap TS.
Pertanyaan itu disampaikan Luluk setelah tahu kalau teman semasa SMA nya itu adalah anggota TNI AL.
Pada Selasa itu, Luluk hendak transaksi atas bisnis tanah dan perumahan.
Begitu ditanya teman lamanya itu, TS pun menjawab bahwa dirinya punya pistol.
"Kalau punya, ya sudah bawa saja. Ikut saya ambil uang," bunyi percakapan WA Luluk ke TS.
Keduanya pun janjian dan pergi bareng ke Mojokerto.
Mereka juga bersama-sama mengambil uang tunai di Kantor BCA Kota Mojokerto.
Namun dalam perjalanan dari bank ini, TS malah menghabisi nyawa Luluk. (Nuraini Faiq)