Kompolnas: Polisi Tembak Pelajar di Semarang Jadi Peringatan Serius Terkait Penggunaan Senpi
Kompolnas menyoroti pentingnya pengendalian senjata api dan penerapan pendekatan humanis yang harus dilakukan kepolisian.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Muhammad Choirul Anam, menilai kasus penembakan siswa SMKN 4 Kota Semarang, Jawa Tengah, menjadi peringatan serius.
Kompolnas menyoroti pentingnya pengendalian senjata api dan penerapan pendekatan humanis yang harus dilakukan kepolisian.
Ia menuturkan, insiden ini jadi peringatan serius bagi institusi kepolisian untuk memperketat prosedur penggunaan senjata dan mengedepankan langkah preventif dalam menangani konflik sosial, khususnya di kalangan remaja.
"Pengendalian penggunaan senjata harus ketat, baik dari aspek psikologi personel maupun administrasi."
"Ini mencakup prosedur kapan senjata bisa dibawa dan digunakan."
"Jika langkah ini diterapkan, angka kekerasan dan pelanggaran SOP di internal kepolisian bisa diminimalkan," ujar Anam kepada Kompas.com, Rabu (27/11/2024).
Selain pengendalian senjata, Kompolnas juga menekankan pentingnya pendekatan yang humanis.
Kolaborasi dengan pihak sekolah hingga RT RW bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah.
"Kolaborasi dengan lingkungan sosial sangat penting."
"Pendekatan humanis adalah kunci untuk menyelesaikan konflik di kalangan remaja. Kekerasan bukanlah solusi," tegas Anam.
Sementara itu, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) ikut memberikan atensi pada kasus penembakan yang dilakukan oleh Aipda RZ (38), anggota Satres Narkoba Polres Semarang.
Baca juga: Ada Info Polisi Penembak Siswa SMK di Semarang di Bawah Pengaruh Miras, Ini Klarifikasi Polda Jateng
Diketahui, dari penembakan tersebut satu orang siswa SMKN 4 Semarang, GRO (17), meninggal dunia karena luka tembak di tangan dan dada.
Penembakan ini terjadi di Jl Candi Penataran Raya, Ngaliyan, Kota Semarang, Minggu (24/11/2024) dini hari.
Ketua Komnas HAM, Atnike Nova Sigiro pun meminta polisi untuk memastikan penanganan dilakukan secara humanis.
"Kami meminta polisi khususnya Polrestabes Semarang agar memastikan penanganan tawuran dilakukan secara humanis," ujarnya, Rabu, dikutip dari TribunJateng.com.
Ia juga meminta polisi untuk transparan dan adil dalam menegakkan hukum.
"Kami juga minta adanya perlindungan saksi dan korban," imbuh Atnike.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Komnas HAM Sebut Penembakan Pelajar Semarang Oleh Polisi Merupakan Tindakan Tak Manusiawi
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJateng.com, Iwan Arifianto)(Kompas.com, Kiki Safitri)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.