Laporan Reporter Video Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA – Shaesta Waiz, wanita berusia 29 tahun, tengah menjalankan misi. Ia berkeling dunia menggunakan pesawat yang dikemudikannya sendiri.
Harapannya hanya satu, ia ingin menginspirasi pilot wanita atau wanita lainnya di dunia.
Sejumlah negara telah disinggahi. Di antaranya Kanada, Puerto Rico, Spanyol, Inggris, Italia, Mesir, Bahrain, Uni Emirat Arab, India, Srilanka, Thailand, Singapura, dan Indonesia.
Di Indonesia, wanita kelahiran Afghanistan ini, pertama kali mendarat di Batam. Selanjutnya, ia menuju Bali, dan mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Selasa (15/8/2017).
Pada Rabu (16/8/2017) siang, ia bertemu awak media di Bali dalam jumpa pers di Rama Meeting Room Discovery Kartika Plaza Hotel.
Di situ, ia bercerita tentang perjalanannya. Dan yang paling menegangkan dan membuatnya takut adalah saat melintasi Samudera Atlantik.
Ia harus melewati badai salju dan hanya beberapa menit kemudian berubah menjadi badai pasir.
“Tidak ada pesawat lain, tidak ada kapal, tidak ada tanda-tanda kehidupan orang beraktivitas dan lainnya. Yang terlihat hanya hamparan laut luas,” ucapnya.
Saat itu, ia merasa takut akan adanya orang yang membajak alat komunikasi yang digunakannya, sehingga tidak dapat berkomunikasi dengan ATC (Air Traffic Control) terdekat.
Namun ia bersyukur dapat melewati samudera tersebut dengan lancar hingga mendarat di negara tujuan terdekat.
Capt. Shaesta berada di Bali hingga Rabu (16/8/2017). Besok, ia berangkat lagi.(*)