Mereka belajar kesenian di sejumlah kota, yakni di Studio Tydif Surabaya, Sanggar Semarandana Denpasar Bali, Rumah Budaya Rumata Makassar, dan di kampus UPN Veteran Yogyakarta.
"Setelah menerima beasiswa ini, banyak alumni BSBI yang menjadi teman baik Indonesia, bahkan mereka juga menjadi duta Indonesia di luar negeri," kata Retno.
Sejumlah almuni bahkan membuat karya untuk mengenalkan Indonesia. Misalnya alumni dari Prancis, mereka membuat film dokumenter tentang tarian Indonesia, tarian Pakarena.
"Lalu ada juga almuni dari Korea Selatan, meluncurkan album tunggal dangdut berjudul Papa Mama di Seoul," ucapnya.
Selain itu, lanjut Retno, banyak juga alumni memutuskan studi lanjut di Indonesia.
Surabaya baru kali ini menjadi tuan rumah Indonesia Channel. Acara tersebut terasa meriah dan membuat penonton tersihir menikmati kesenian dan budaya nusantara.
Ajang tersebut dibuka dengan alunan karawitan dengan membawakan lagu berjudul Surabaya.
Dilanjutkan penampilan seni tari dari berbagai daerah di Indonesia, seperti tari Janur Gunung, Tari Piring, dan Tari Bali Baleganjur.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku senang lantaran Surabaya terpilih menjadi tuan rumah.
Tidak hanya itu ia menyebut Surabaya menjadi sangat meriah.
"Rasanya Surabaya ikut bergetar saat menyambut mereka tampil di Balai Kota beberapa hari lalu," kata Risma.
Ia berharap melalui ajang ini bisa membuat warga Surabaya dan Indonesia secara luas lebih bangga dengan kekayaan budaya dan perbedaan yang dimiliki.