Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Hari Widodo
TRIBUNNEWS.COM, MARTAPURA - Sebuah rumah menghadap ke arah Sungai Martapura di RT 1 RW 1 Desa Dalam Pagar Ulu, Martapura Timur, Banjar, Kalimantan Selatan, merupakan peninggalan sejarah.
Rumah panggung dari kayu ulin itu dulunya dihuni seorang ulama legendaris bernama Syekh Arsyad Al Banjari.
Ulama yang juga dikenal sebagai Datu Kelampaian mengajarkan agama Islam di Banjar. Di rumah itu pula rapat merencanakan perlawanan rakyat terhadap penjajah digelar.
Guru H Sya'rani, keturunan Syekh Arsyad Al Banjari, kini yang menempatinya.
Makanya, atas alasan sejarah, Kirab Merah Putih dalam rangka HUT ke-72 RI dan HUT ke-67 Kabupaten Banjar dimulai dari depan rumah tersebut.
Dandim 1006 Martapura Letkol Inf Andi Murtopo mengatakan hal itu, Senin (21/8/2017).
Terlihat sekitar 200 anggota KNPI, FKPPI, pelajar, Damkar, Banser, TNI dan Polri berbaris rapi membawa bendera merah putih.
Rombongan kirab berjalan sejauh 5 kilometer. Mereka penuh semangat sambil nyanyi lagu-lagu perjuangan.
"Kita ingin mengingatkan tempat-tempat bersejarah perjuangan rakyat dahulu. Kita harus kenalkan bahwa perang Banjar juga hebat dan tidak boleh dilupakan," katanya.
Tiba di Masjid Agung Alkaromah, komplek gedung DPRD Banjar, rombongan kirab disambut oleh Bupati Banjar H Khalilurahman dan Ketua DPRD Banjar H Rusli.
Terlihat Dandim 1006 Martapura Letkol Inf Andi Murtopo menaiki tangga gedung DPRD Banjar menyerahkan bendera merah putih kepada Bupati.
Demikian pula, Kapolres Banjar AKBP Takdir Mattanete menyerahkan bendera merah putih kepada H Rusli.
Bupati Banjar H Khalilurrahman mengapreasiasi kirab merah putih yang dimotori KNPI bersama TNI dan Polri.
"Kirab Merah Putih ini semakin mengokohkan semangat kebangsan dan nasionalisme serta kecintaan generasi muda teradap NKRI. Terus berkarya, NKRI harga mati," seru Bupati Banjar.(*)