Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Serangan babi hutan alias celeng terhadap Sunarti, pencari rumput asal Desa Jlegong, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, mengejutkan warga.
Menurut mereka, biasanya, celeng langsung bersembunyi atau lari saat bertemu petani atau warga desa.
Namun, celeng yang satu ini berbeda. Dia malah menyerang dan mencabik-cabik beberapa bagian tubuh Sunarti.
Kejadian ini pun membuat Sukinem, petani yang melihat peristiwa tersebut, langsung berlari menghampiri Sunarti yang terkapar di tengah kebun.
Saat mendekat, Sukinem melihat celeng tersebut berjalan santai meninggalkan tubuh Sunarti yang penuh luka dan bersimbah darah. Sukinem mengecek, Sunarti masih bernafas.
Di dekatnya, ada tumpukan rumput dan tergeletak arit yang digunakan untuk memotong rumput.
Namun, Sukinem tak bisa memberi pertolongan. Tenaganya yang tak seberapa membuat dia tak kuat mengangkat tubuh Sunarti. Sambil menangis sedih, dia berteriak meminta tolong.
Nartin, warga Desa Jlegong yang juga tetangga Sunarti mendengar teriakan itu. Dia yang hendak mencari rumput di hutan, langsung mencari sumber suara.
Saat ketemu, Ia mendapati Sunarti meronta kesakitan sementara Sukinem di dekatnya menangis. Nartin langsung mencopot kaus untuk membalut luka jempol tangan kiri Sunarti yang nyaris putus.
Setelah itu, Nartin menggendong tubuh Sunarti yang cukup berisi, menyusuri jalan terjal perbukitan, menuju jalan raya.
"Sampai di jalan, akhirnya ketemu warga lain. Mereka yang mencarikan kendaraan untuk membawa Sunarti ke rumah sakit," kata Tikno, warga Desa Jlegong, Kecamatan Karangkobar, Selasa (12/9/2017).
Alih-alih ikut mengantar Sunarti, Nartin memutuskan balik kanan menuju hutan. Bukan untuk mencari rumput seperti niat semula, dia dan empat warga lain, berambisi memburu dan membunuh celeng yang telah melukai Sunarti.
Selain terlanjur dendam karena celeng tersebut telah melukai tetangganya, dia tak mau babi hutan tersebut melukai lagi warga.