News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tewas Minum Pembersih Kaca Usai Olahraga, Mamik Sempat Jadi Bahan Candaan Teman-temannya

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Slamet Ahmadi (49) alias Mamik, warga Desa Winong, Kecamatan Kedungwaru, semasa hidupnya. (surya/istimewa)

TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Slamet Ahmadi (49) alias Mamik, warga Desa Winong, Kecamatan Kedungwaru meninggal dunia usai menengguk cairan pembersih kaca, Selasa (13/9/2017) sore.

Kepergian juragan rental ini tak terduga, dan sempat menjadi candaan teman-temannya.

"Dipikir hanya bercanda, masak minum cairan pembersih kaca. Teman-teman sempat bercanda, apa jamunya kurang kuat kok minum pembersih kaca," ucap Kepala Desa Winong, Agus Satoto, Rabu (13/9/2017).

Baca: Terlibat Cinta Terlarang, Ibu dan Anak Pesta Seks Setelah Nyabu

Menurut Totok, panggilan Agus, sekitar pukul 08.30 wib, Mamik selesai olahraga.

Mamik bermaksud mencucikan salah satu mobil miliknya.

Namun tiba-tiba Mamik balik masuk rumah karena merasa haus.

"Dia kemudian mengambil botol yang ada di atas lemari es, dan meminum isinya. Botol itu ternyata cairan pembersih kaca mobil," terang Totok.

Botol tersebut sebenarnya diletakkan sendiri oleh Mamik.

Mamik juga sempat berpesan kepada pembantunya, agar tidak meminum cairan di dalam botol tersebut karena berbahaya.

"Pak Mamik ini orangnya memang agak pelupa. Mungkin beliau lupa botol yang diletakkannya sendiri," ujar Totok, teman akrab Mamik.

Merasa meminum cairan berbahaya, Mamik lekas minum air putih sebanyak-banyaknya.

Namun mamik tidak bisa muntah. Selanjutnya Mamik menuju RSUD dr Iskak dengan sepeda motor.

Mamik langsung dirawat di Red Zone (zona kritis) IGD RSUD dr Iskak Tulungagung.

"Perjalanan ke rumah sakit sekitar 15 menit, dia mengendarai motor sendiri," ucapnya.

Masih menurut Totok, kondisi Mamik masih sadar hingga pukul 12.00 WIB.

Namun kondisinya terus menurun, sampai muntah darah.

Ayah dua anak ini terus menggigil karena kondisinya terus menurun.

Pukul 12.30 wib Mamik kritis. Pukul 13.30 wib kondisinya tak tertolong lagi.

"Semua kaget tidak menyangka Pak Mamik meninggal dunia. Dia orang yang baik, mungkin ini caranya dipanggil yang kuasa," ucapnya.

Mamik dimakamkan pihak keluarga Selasa (12/9/2017) selepas Magrib.

Pihak keluarga tidak melaporkan kejadian ini ke kepolisian, karena menganggap kejadian ini sebagai musibah. (David Yohanes)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini