"Mereka masih bungkam, petugas masih berusaha melakukan pengembangan," kata sumber kepolisian yang enggan disebutkan namanya.
Kedua pelaku diduga sudah memasang alat skimmer tersebut beberapa minggu belakangan ini. Nantinya, alat akan merekam data nasabah yang melakukan transaksi.
Setelah berhasil merekam data, pelaku kemudian melakukan transaksi dari data yang sudah direkamnya.
Hindari Kawasan Sepi
Kanit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Bali, Kompol I Wayan Wisnawa Adiputra, mengatakan pelaku kadang memasang kamera untuk bisa mengetahui pin seseorang.
Karenanya dia mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam menggunakan ATM terutama saat memasukkan pin.
Selain itu, demi keamanan, dia meminta masyarakat untuk menghindari ATM yang berada di wilayah atau kawasan yang sepi.
"Hindari menggunakan ATM di daerah redup atau sepi karena pelaku mudah memasang alat skimmer di tempat pengawasan yang lemah," ungkapnya.
Agar terhindar sebagai korban pembobolan ATM, mantan Kapolsek Sukawati ini meminta pengguna ATM untuk lebih sering memeriksa saldo rekening untuk mendeteksi adanya transaksi yang mencurigakan.
"Jangan terlalu sering mengakses akun bank, karena apabila terlalu sering maka semakin rentan dibobol," tegasnya.
Sementara itu, Polda Bali belum membenarkan apakah Boris dan Marian ini memiliki kaitan atau satu sindikat dengan dua warga negara Bulgaria lain yang pernah ditangkap membobol ATM di Sukawati, yakni Toma Haralampiev Kelevski (33) dan Kiril (32) menggunakan alat skimmer.