Winardi kemudian mencarikannya teman bisa bersahutan.
Dari situlah, dia senang mendengarkan merdunya bunyi perkutut.
Selanjutnya pengusaha advertising mulai mengikuti lomba, termasuk yang kerap diadakan pengusaha pengusaha Budi Surya.
Sejak itu pula Winardi mulai mencari perkutut impor yang bagus bunyinya.
"Bersama teman-teman saya pernah membeli perkutut di Jakarta Rp 1.250.000, kemudian dibawa ke Banjarmasin. Ternyata bunyinya bagus," katanya.
Jiwa bisnis Winardi terhadap perkutut pun muncul.
Ini melihat tingginya permintaan terhadap burung tersebut.
Dia keliling Jawa dan di Surabaya bertemu dengan pemilik perkutut top, Basuni Hasan.
Baca: Kris Biantoro Sisa Hidupnya Ditemani Perkutut
Oleh Basuni, dia diperkenalkan dengan temannya, pembibit perkutut di Semarang.
Pada 1992, Winardi mulai beternak perkutut. Hasilnya dipasarkan hingga Kalteng, Kaltim dan Kalbar.
Dia bisa menjual 10 ekor sampai 60 ekor per bulan.
Harga per ekornya Rp 500 ribu, tapi untuk kualitas bagus bisa mencapai Rp 5 juta.
Krisis moneter yang terjadi pada 1996, memberikan dampak bagi usaha perkututnya.