“Kalau dilihat secara kasat mata, diagnosis sementara karena perubahan cuaca sekitar Kota Amlapura. Dari panas ke hujan dan sebaliknya."
"Apakah ada hubungannya dengan aktivitas Gunung Agung? Sampel sudah dibawa ke laboratorium untuk memastikannya,” kata Supandi.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani juga belum bisa memastikan penyebab kematian ribuan burung tersebut.
“Kami belum tahu, apakah itu terkait atau tidak. Kalau gas-gas vulkanik itu masih jauh. Kejadian itu ada di kota dan radiusnya jauh dari Gunung Agung,” ujar Kasbani.
Apakah ada zat atau gas beracun dalam magma?
Menurutnya, gas beracun memang ada tetapi masih berkutat di seputaran atas Gunung Agung. (tribunbali/saiful rohim)