News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gagal Panen, Petani di Kabupaten Pekalongan Memperoleh Ganti Rugi

Penulis: Muh Radlis
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi, saat menjalani syuting film dokumenter tentang Legenda Batik Nusantara.

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Radlis

TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN - Tidak hanya memberikan asuransi khusus nelayan, Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi menyiapkan asuransi untuk para petani dan peternak sapi.

Para petani yang memiliki lahan seluar satu hektar membayar premi asuransi sebesar Rp 36 ribu.

"Sisanya Rp 160 ribu pemerintah kabupaten yang bayar," ujar Asip, Kamis (28/9/2017).

Premi asuransi ini dibayarkan per satu kali masa panen.

Hal ini untuk mengantisipasi gagal panen di kalangan petani.

"Kalau terjadi gagal panen maka akan mendapatkan ganti rugi sebesar Rp 6 juta per hektar," katanya.

Baca: Pengamat: Perusahaan Asuransi Jangan Persulit Klaim Nasabah

Saat ini, kata Asip, sekirar tiga ribu petani di Kabupaten Pekalongan telah terdaftar sebagai anggota asuransi tersebut.

"Kami dapat jatah enam ribu petani, sekarang sudah 50 persen sudah ikut. Mudah mudahan dalam waktu dekat semuanya tercover," katanya.

Sementara untuk peternak sapi, sistem yang diterapkan sama dengan asuransi pertanian.

Peternak membayarkan premi sebesar Rp 40 ribu per ekor sapi.

"Sisanya dibayarkan pemerintah, sama seperti asuransi petani. Kalau peternak ada sapinya yang hilang atau mati akan diganti sebesar Rp 10 juta per ekor," katanya.

Agar mempertahankan status surplus beras, Asip memberikan bantuan traktor kepada kelompok petani.

Tiga unit traktor roda empat, puluhan pompa air dan puluhan traktor tangan (roda dua).

Baca: Petani Tembakau di Wungurejo Gagal Panen, Diduga Akibat Debu Proyek Tol Semarang-Batang

"Kami akan pertahankan status surplus beras ini. Apalagi sekarang ada bantuan alat pertanian," katanya.

Saat ini, kata Asip, lahan pertanian seluas 22 ribu hektar. Lahan pertanian seluas ini akan ditingkatkan produksinya untuk meningkatkan jumlah surplus beras.

"Kami buat tim brigade alat pertanian juga. Jadi di kantor Dinas Pertanian ada 50 unit alat semprot dan 40 mesin pompa air. Semuanya bisa dipinjam oleh para petani yang ingin menggarap lahan, gratis. Tapi karena sistemnya pinjam jadi harus dikembalikan agar bisa digunakan oleh petani yang lain juga," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini