TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Sekelompok suporter sepakbola Surabaya dikabarkan terlibat bentrok dengan kelompok pesilat atau pendekar (PSHT) di depan SPBU Balongsari, Jalan Raya Balongsari, Kecamatan Tandes Surabaya, Minggu (1/10/2017) dini hari.
Melansir dari Surya, bentrokan ini pun mengakibatkan dua nyawa melayang dari pihak anggota silat.
Kejadian ini pun dibenarkan oleh Kasat Reskrim Polrestabes, AKPB Leonard Sinambela.
Baca: Begini Cara Pertolongan Pertama Jika Tersengat Listrik
"Biar nanti Bapak Kapolrestabes yang menyampaikan lebih jauh. Kami ingin situasi bisa diredam secepatnya," kata Leonard.
Kronologi kejadian ini bermula pada pukul 23.00 WIB, dilaksanakan konvoi oleh sekelompok anggota silat.
Di depan Terminal Wilangon terjadi selisih paham dengan suporter bola Surabaya.
Pada pukul 00.30 WIB, terjadi pengelompokan suporter bola dengan jumlah kurang lebih 700 orang yang melakukan aksi penghadangan kepada kelompok perguruan silat dengan titik kumpul di depan SPBU Balongsari, Jalan Raya Balongsari.
Berlanjut pada pukul 01.30 WIB, pengeroyokan pun tidak bisa dihindarkan dan massa melakukan pembakaran 1 unit sepeda motor Honda CB dengan nomor polisi S 4353 DT.
Baca: Kisah Pierre Tendean Ditodong Pasukan Tjakrabirawa dan Berakhir Maut di Lubang Buaya
Sementara itu ada 2 orang korban yang diduga seorang anggota perguruan silat dengan kondisi kritis langsung dilarikan ke Rumah Sakit Muji Rahayu.
Pada pukul 02.20 WIB, suporter bola pun membubarkan diri.
Berdasarkan data Pemkot Surabaya, korban bentrokan tersebut bernama Muhammad Anies (22) dengan alamat Jalan Simo Pomahan, Gang 3,Nomor 41 RT 08/RW02, Kelurahan Suko Manunggal, Kecamatan Suko Manunggal.
Ia akan dimakamkan di pemakaman di TPU Simo Tambakan.
Sementara korban kedua adalah, Aris Eko Ristanto (25) dengan alamat Desa Tlogorejo, Kepoh Baru Bojonegoro.
Jenazah akan dimakamkan di pemakaman di TPU Telogo Teger, Bojonegoro.
Akhirnya, penyebab kedua kelompok ini bentrok pun terungkap.
Melansir dari Surya, dikatakan dua pendekar silat yang tewas ini menerobos kerumunan suporter bola dengan atribut perguruan silat mereka.
Kapolrestabes Surabaya, Kombespol Muhammad Iqbal menjelaskan bahwa dua korban melintas lengkap dengan label perguruan silat mereka.
Baca: Demokrat Nilai Impor Ratusan Senjata Munculkan Ketegangan Antara TNI-Polri
"Ada spontanitas suporter bola yang langsung terpancing. Karena kekuatan tak seimbang pihak anggota perguruan silat meninggal saat dibawa ke RS," jelas Iqbal.
Diketahui, keributan antara kedua kelompook ini sebenarnya sudah terjadi dua kali.
Namun, pada keributan pertama bisa diredam saat keduanya berpapasan di Oso Wilangun.
Saat itu sekitar seratus anggota perguruan silat berselisih paham di jalanan.
Mereka berpapasan. Anggota perguruan silat hendak menghadiri acara di Gresik.
Saat berpapasan itu kedua kelompok sempat bentok kecil.
Namun karena manajemen pengamanan polisi yang melekat waktu itu keributan bisa diredam. (Natalia Bulan Retno Palupi)
Artikel ini telah tayang di Tribun Wow dengan judul: Kronologi Bonek Bentrok Vs Perguruan Silat PSHT, Ternyata Hal Sepele Jadi Penyebab Pertikaiannya!