Kabar meninggalnya Dhea kata Edi, diberitahukan deputi tiga biro IPDN.
Menurut keterangan deputi tersebut, jam 08.00 pagi, Dhea mengikuti olahraga seperti biasa.
Namun di tengah kegiatan, Dhea sakit perut dan jatuh.
"Sempat dibantu dan ketolong," tuturnya.
Alami Sesak Nafas
Gubernur Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN), Ermaya Suradinata di RS Bhayangkara Semarang mengatakan, Dhea mengalami gejala sesak nafas.
"Pengakuan ke temannya ada sesak napas, gejala-gejala itu ada. Setelah makan, bilang ke teman bahwa perutnya agak kenyang. Kemudian lari muter satu-dua kali. Biasa, tidak ada yang berlebihan. Prosedur juga sudah ditempuh," kata gubernur, Minggu.
Jenazah Dhea kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan otopsi luar.
Menurutnya, jika keluarga setuju untuk diautopsi, maka akan dilakukan. Ini untuk mengetahui penyebab pasti korban meninggal.
"Dengan keterangan kawan-kawannya akan didalami dengan autopsi. Akan laksanakan autopsi dalam," tambah Gubernur Akpol, Irjen Rycko Amelza Dahniel.
Ermaya menjelaskan, pemeriksaan kesehatan sudah dilakukan kepada para calon Praja bahkan sudah dua kali yaitu di tingkat daerah dan pusat.
Akpol pun juga melakukan pemeriksaan luar sebelum latihan dimulai.
"Jadi pemeriksaan dilakukan di daerah itu kerjasama dengan Rumah Sakit Angkatan Darat, ada yang Angkatan Laut. Kemudian yang lebih lengkap di pusat dengan teknologi canggih, hasilnya baik," kata Ermaya.
Diksarmendispra untuk para calon Praja di Akpol sudah dilakukan tiga kali ini.
Peserta yang ikut yaitu 1.545 orang dan dimulai 9 September hingga 6 Oktober 2017. (tribunlampung.co.id)