News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Erupsi Gunung Agung

Sebaran Abu Vulkanik Gunung Agung Bisa Sampai Badung

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunung Agung terlihat di atas Bukit Pantai Amed,karangasem, Sabtu (30/9/2017). Sampai saat ini status Gunung Agung masih awas, 5 kecamatan masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) yakni Kecamatan Kubu, Abang, Karangasem, Bebandem, Selat, dan Rendang. (TRIBUN_BALI/RIZAL_FANANY)

Cuaca peralihan dari kemarau menuju musim hujan merupakan faktor periodik yang biasa.

Dikatakan, daerah-daerah di Bali bagian tengah musim turun hujannya lebih cepat daripada wilayah Bali bagian utara.

Baca: Gamawan Fauzi Disebut Terima Honor Rp 10 Juta, Agun Gunandjar Rp 5 Juta

Bahkan beberapa wilayah di Bali sudah ada yang mulai turun hujan.

"Bulan Oktober hingga November, angin berhembus dari Timur-Tenggara ke arah Barat Daya," imbuhnya.

Dengan demikian, bila Gunung Agung mengalami erupsi sekitar bulan Oktober hingga November, dengan arah angin dari Timur-Tenggara bisa saja sebaran abu vulkaniknya hingga ke wilayah Badung.

Hal ini, kata Sujabar, akan berdampak pada aktivitas penerbangan di Bandara Ngurah Rai.

Aktivitas Masih Tinggi
Sementara itu, Agus Solihin selaku anggota tim tanggap darurat letusan gunung api yang juga Kasubid Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG Wilayah Timur mengatakan aktivitas vulkanik Gunung Agung secara kegempaan masih tergolong tinggi.

Pemantauan oleh PVMBG dilakukan dengan dua metode yaitu secara visual dan instrumentasi (dengan peralatan).

"Secara visual, sering teramati ada hembusan asap, dengan ketinggian antara 50 hingga 200 meter. Sedangkan secara instrumentasi menggunakan dua jenis peralatan yaitu seismograf untuk mengetahui kegempaan dan tiltmeter untuk mengetahui deformasi (deteksi pengembangan atau pengempisan gunung)," ujar Solihin.

Ditanya mengenai video viral seorang pemangku yang naik ke puncak Gunung Agung saat masih berstatus Awas, bila dikomparasikan dengan pengamatan ilmiah memang sudah terdeteksi dari pengamatan PVMBG.

Menurut penjelasan Solihin, dulu sebelum Gunung Agung mengalami krisis seperti sekarang jarang muncul asap di permukaan.

"Sekarang sudah muncul ke permukaan, berarti ada indikasi naik. Dari data satelit juga menunjukkan dari kawah itu sudah muncul sumber panas (hotspot) dari bulan Juli," imbuhnya.

Dijelaskan, karakteristik setiap gunung api berbeda-beda.

Ada yang dengan gempa sedikit saja langsung meletus.

Ada pula gunung api seperti misalnya Gunung Agung yang sudah ratusan kali menimbulkan gempa masih belum meletus.

Gunung Agung, kata dia, mungkin memiliki sumbat atau penutup yang sangat kuat.

Hal itu menyebabkan dengan jumlah gempa yang banyak pun belum bisa membuatnya terbongkar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini