Laporan Wartawan Surya Fatkul Alamy
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Sudah lima kali masuk penjara ternyata tidak membuat Djamaludin bertaubat berbuat kejahatan.
Pemuda berusia 20 tahun asal Jl Dupak Timur Surabaya ini kembali berbuat kriminal membobol rumah.
Tiga aksi terakhir dilakukan pelaku Djamaludin di tiga rumah di Jl Margorukun, Kembang Kuning Gang 2, dan Krembangan Surabaya dalam satu bulan terakhir ini.
Dalam beraksi, pelaku masuk ke rumah para korbannya dengan cara mencongkel, merusak pintu atau jendela.
Selanjutnya pelaku menyikat barang berharga di rumah korban.
Baca: ABG Ini Diringkus Usai Sukses 17 Kali Mencuri dan Merampas Motor
"Ini yang ketiga kalinya pelaku ditangkap di Polsek Bubutan. Dua kali lainnya pelaku pernah ditangkap Polsek Sawahan dan Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya," kata Kapolsek Bubutan Kompol Dies Ferraningtias, Kamis (5/10/2017).
Dari hasil pemeriksaan, pelaku ternyata sudah mencuri membobol rumah sebanyak 12 kali sebelum akhirnya dirungkus tim Anti Bandit Polsek Bubutan.
Sebanyak 12 TKP yang dilakukan pelaku dalam satu tahun terakhir ini, tidak hanya di wilayah hukum Polsek Bubutan, tapi berbagai tempat di Surabaya.
"Kami masih melakukan pengembangan kasus ini, mungkin saja ada lokasi lain yang pernah dibobol pelaku," tutur Ferra -panggilan Dies Ferraningtias.
Selain kasus bobol rumah,Polsek Bunutan juga mengamankan Hanafi. Pria beriusia 32 tahun asal Pandegiling Gang 1, Surabaya itu ditangkap setelah mencuri sejumlah kemasan susu formula untuk pertumbuhan bayi dan sampo.
Baca: Demi Lolos ke Liga 1, Persebaya Surabaya Datangkan 2 Amunisi Baru
Susu formula sebanyak enam kotak dan delapan botol sampo diamankan dari tangan Hanafi.
Pelaku Djamaludin mengaku, hasil curian kemudian dijual di pasar gelap yang berlokasi di belakang Kantor Pemadam Kebakaran Pemerintah Kota Surabaya, Jl Pasar Turi Surabaya.
"Saya terpaksa mencuri untuk menghidupi kedua anaknya yang masih balita. Selain itu, saya juga buat uantuk senang-senang," aku Djamaludin.
Dia membobol rumah dan mencuri, lantaran tidak ada pilihan lain. Pekerajaan juga tidak dimiliki sehingga tidak memiliki uang guna menghidupi keluarganya.
"Sayas sudah lima kali maus penjara, tapi ya perpaksa mencuri lagi untuk dapat uang," cetus Djamaludin.