5. Amplitudo Seismik (RSAM) dalam 12 hari terakhir tidak mengalami percepatan namun masih tertahan dinilai yang tinggi.
6. Konten frekuensi dominan gempa masih didominasi oleh gempa-gempa dengan frekuensi tinggi yang mengindikasikan bahwa hingga saat ini aktivitas peretakkan batuan di bawah tubuh Gunung Agung akibat pergerakan magma masih terus berlangsung.
7. Pola cepat rambat gelombang seismik hingga hari ini masih mengindikasikan adanya peningkatan tekanan di dalam tubuh Gunung Agung akibat penambahan volume fluida magmatik dari waktu ke waktu yang bergerak menuju ke permukaan.
Pemantauan Visual
Asap kawah teramati dari Pos Pengamatan Gunungapi Agung di Rendang (sektor Selatan) maupun di Batulompeh (sektor Utara) berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal mencapai ketinggian 50-200 m di atas puncak.
Penginderaan Jauh Satelit
1. Area panas di permukaan dalam kawah dari pantauan satelit teramati mengalami perluasan selama krisis terjadi di Gunung Agung.
Area panas ini berada di permukaan kawah sebelah timur laut maupun di tengah kawah.
2. Air keluar ke permukaan kawah melalui lapangan solfatara yang berada di bagian timur laut teramati dari pantauan satelit.
Keluarnya air ini dapat mengindikasikan adanya gangguan hidrologis di bawah Gunung Agung akibat peningkatan aktivitas magmatik saat ini.
Deformasi
Pengukuran dengan Tiltmeter sempat mengindikasikan pola deflasi/pengempisan Gunung Agung secara tiba-tiba pada tanggal 1 Oktober 2017 namun kemudian polanya berubah kembali ke inflasi/penggembungan pada hari berikutnya hingga saat ini.
Geokimia
1. Hasil pengukuran gas Gunung Agung dengan metode Differential optical absorption spectroscopy (DOAS) pada jarak 12 km dari puncak tidak mendeteksi adanya kadar SO2 yang tinggi.