TRIBUNNEWS.COM, KARANGASEM - Pendaki yang menuju puncak Gunung Agung dipastikan akrab dengan dua anjing bernama Jono dan Joni.
Kedua anjing tersebut tinggal di dekat Pura Tirta Giri Kusuma yang berjarak sekitar 4 jam perjalanan dari Pura Besakih.
Kedua hewan ini dikenal sebagai anjing pemandu para pendaki gunung.
Baca: Heboh Spa Khusus Gay, Ini 5 Kasus Prostitusi Sesama Jenis yang Telah Terbongkar
Wayan Mangku Badra, warga Dusun Pala Desa Besakih yang juga berprofesi sebagai pemandu wisata Gunung Agung kepada Kompas.com bercerita, terakhir bertemu Joni adalah saat turun dari Gunung Agung pada tanggal 20 September 2017 lalu, dua hari sebelum status Gunung Agung naik menjadi awas.
"Saat itu saya ngasih minum Joni. Ini fotonya sempat difoto oleh salah seorang teman. Joni ini anjing betina saat bertemu terakhir dia seperti habis melahirkan. Tapi saya nggak ketemu sama anak-anaknya dan juga Jono, pasangannya. Kalau Jono warnanya dominan hitam," jelas Mangku Badra.
Baca: 4 Fakta Jasad Nenek Tiamah Dikubur Didalam Kamar, Kronologi Sampai Dugaan Pembunuh
Lelaki yang mendaki Gunung Agung pertama kali pada tahun 1973 ini menceritakan, Jono dan Joni adalah milik seorang pemuda yang akrab dipanggil Upih.
Saat Jono dan Joni masih anak-anak, Upih sering mengajak kedua anjingnya itu bermain di dekat Pura Giri, jalur yang dilewati para pendaki.
Hingga kemudian Upih ditemukan tewas bunuh diri di dekat area tersebut.
"Kejadian itu sekitar 2 tahun yang lalu. Saya kenal Upih karena kita tinggal berdekatan. Tidak tahu alasan apa dia bunuh diri. Sejak saat itu Joni dan Joni tidak mau turun dari sekitar Pura Giri," jelasnya.
Baca: Tak Sabar Tuntaskan Kasus Korupsi, Novel Baswedan Akan Aktif di KPK November
Menurut Mangku Badra, banyak pendaki yang melewati jalur pendakian memberi makan dan minum kepada Jono dan Joni, sehingga mereka berdua menjadi jinak.
Mereka juga selalu ikut rombongan pendaki hingga ke puncak Gunung Agung.