“Alhamdulillah saat kejadian itu anak saya masih mengenakan celana sot. Kalau nggak, mungkin pelaku bisa berbuat lebih dari itu,” jelasnya.
Mendengar pengakuan keponakannya tersebut, ia melaporkan kejadian itu ke direksi RSUDZA setelah Salat Magrib.
Dia menceritakan musibah yang dialami keponakannya, dan meminta pihak rumah sakit mengusut kasus itu.
“Keesokan harinya (6/10/2017) saya dipanggil lagi jumpai direksi. Inti dari pertemuan itu, mereka cuma minta maaf doang,” katanya.
Atas kejadian tersebut, keluarga meminta pihak rumah sakit untuk menyembuhkan kembali keponakannya dari trauma berat itu.
Kepada Polda Aceh, dia meminta agar pelaku dihukum seadil-adilnya.
“Kejadian ini menjadi tanggung jawab pihak rumah sakit. Jangan cuma bisa bilang maaf, karena kalau besok saya lecehkan anak perempuan dokter apa mungkin dimaafkan? Anak saya bukan barang yang bisa dipegang-pegang!” ujarnya.
2. Kondisi korban kini
Melansir kembali dari Serambi Indonesia, Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Aceh, Dr Taqwaddin Husin, mengatakan bahwa Mawar telah diboyong ke Medan, Sumatera Utara.
"Saya dapat info barusan dari bunda (makcik) korban, bahwa mereka sedang di Medan membawa Mawar berobat," tulis Taqwaddin dalam pesan Whatsapp, sekitar pukul 23.00 WIB, Minggu (15/10/2017).
Diketahui, Mawar masih sangat trauma dengan kejadian pelecehan seksual tersebut.
"Ia masih trauma, bahkan histeris," kata Taqwaddin.
Hal serupa diungkapkan oleh makcik atau adik bungsu dari ibunya yang akrab dipanggil Bunda Ayu.
Mawar terpaksa diboyong ke Medan untuk trauma healing dan rileksasi agar kejadian nahas tersebut ia lupakan.