Laporan Reporter Pos Kupang, Gordi Donofan
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Kasus HIV dan AIDS hingga Oktober 2017 di Kota mencapai 1.176 kasus yakni HIV 813 kasus dan AiDS 363 kasus.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Kupang, Drs. Agustinus Q Bebok, MS mengatakan hal itu ketika ditemui Pos Kupang pada Jumat (20/10/2017).
Ia mengatakan, jumlah yang terkena HIV dan AIDS itu, perempuan 482 orang dan 694 orang laki-laki.
"Ada anak kecil yang usia 4 tahun itu ada 28 orang yang terkena HIV. Itu tertular dari ibunya. Ada juga umur 5 tahun hingga 9 tahun ada 3 orang," jelas Bebok.
Ia mengatakan, umur 15 hingga 19 tahun juga ada 22 orang karena mereka bisa melakukan sendiri yaitu, hubungan seks dan narkoba, bisa juga melalui jarum suntik.
Di Kota Kupang sudah banyak.
"Umur 20 hingga 24 tahun ada168 orang yang HIV. Umur 25 hingga 49 tahun ada 889 orang dan umur 50 an tahun keatas hanya 66 orang yang terkena HIV," jelasnya.
Baca: Album Songs from the Heart of Kupang, Jadi Kolaborasi Komposer Singapura dan Musisi Jazz Indonesia
Ia mengatakan, kasus yang paling tinggi itu ada pada Ibu Rumah Tangga (IRT) mencapai 12 persen, PSK 10 persen, PNS 9 persen dan mahasiswa 6 persen.
Dari 12 % terdapat pada IRT itu konseksuensi akan menular ke anak.
"Yang sulit ditertibkan itu adalah ada PSK liar. Setiap tiga bulan KPA melakukan cek darah ditempat berpotensi besar HIV.
Kami gencar mobile Volunteri Conseling Test (VCT) dan sosialiasasi. Ketika ditemukan langsung diberi tindakan yaitu obat ARV untuk menghambat perkembangan pertumbuhan virus HIV," jelasnya.
Agustinus Bebok mengatakan, peran Warga Peduli Aids (KPA) di 51 Kelurahan sangat penting dan sudah membantu KPA Kota dalam proses pengambilan sampel darah (mobile VCT) dan sosialisasi.
"Dengan adanya WPA di setiap Kelurahan, maka KPA mudah akses ke tempat-tempat keluarahan lebih mudah. Dari tahun 2016 hingga 2017 15.000 orang yang sudah dilakukan mobile VCT oleh KPA Kota," jelasnya.
Ia mengatakan, tahun 2017 hampir setiap bulan naik 20 orang terdeteksi HIV.
Baca: AirAsia Segera Beroperasi dari Terminal 4 Bandara Changi Singapura
"Kelompok rentan seperti gay/waria dan lesbian di Kota Kupang sangat banyak. Sehingga peran WPA untuk melakukan pendekatan itu didorong untuk melakukan mobile VCT dan sosialisasi," jelasnya.
Ia mengatakan, persoalan HIV bukan dunia kiamat sehingga diharapkan jika ada yang sudah terdeteksi HIV segera diberi tindakan supaya penderita tidak mati konyol.
"Banyak orang terkena HIV itu mati konyol karena stres. Stigma negatif, tidak diterima ditengah masyarakat dan keluarga. Seharusnya keluarga harus mendukung," ungkapnya.
Ia mengatakan, peran gereja juga sangat penting untuk tindakan preventif.
Gereja di Kota Kupang diminta untuk libatkan masyarakat untuk ikut kegiatan sosialisasi HIV dan AIDS serta melakukan mobile VCT.
"Dalam rangka bulan keluarga gereja di Kota Kupang mengundang KPA untuk melakukan sosialisasi dan mobile VCT. Ada 9 rayoan yang akan KPA datang untuk sosialisasi. 6 rayonnya sudah sedangkan 4 gereja dalam minggu ini akan dilakukan," jelasnya.
Ia juga berharap gereja untuk membantu KPA untuk tindakan preventif. Kalau sudah terdeteksi segera melaporkan ke KPA supaya bisa diantisipasi obat ARV. (*)