TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Hari Santri Nasional pada 22 Oktober 2017 dirayakan dengan berbagai cara.
Seperti yang dilakukan Universitas Islam Malang dan Ikatan Santri Muda Nusantara, Minggu (22/10/2017).
Unisma dan Isamnu mengadakan jalan sehat yang melibatkan 4.000 santri di lapangan depan kampus Unisma.
"Hari Santri adalah keputusan pemerintah untuk menghargai jasa santri dan ulama untuk mempertahankan NKRI," jelas Rektor Unisma, Prof Masykuri Bakri.
Menurutnya, sudah selayaknya masyarakat memperingati Hari Santri dengan perayaan untuk menghargai para santri.
Tidak hanya itu, pada Hari Santri Nasional ini Unisma dan Isamnu juga mengibarkan bendera Nahdlatul Ulama raksasa di depan kampus Unisma.
Baca: Peran Dukun di Balik Pengungkapan Kasus Bom Bali 15 Tahun Lalu
Bendera tersebut berukuran 45 x 30 meter dan mencatatkan rekor baru di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai rekor pengibaran bendera organisasi masyarakat terbesar se-Indonesia.
"Kami merasa senang karena kreasi yang dibangun dari waktu ke waktu mendapatkan pengakuan dari lembaga sekelas MURI. Ini adalah kreasi kebanggan kami untuk NU," tuturnya.
Rekor ke Empat
Pengibaran bendera Nahdlatul Ulama raksasa sebesar 45 x 30 meter menjadi rekor keempat yang dimiliki Universitas Islam Malang.
Rekor pertama adalah saat Hari Santri 2015, kemudian Yaumul Quran bersama 12.000 mahasiswa, lalu yang ketiga adalah penandatanganan deklarasi kebangsaan terbanyak pada awal September 2017.
Baca: Kasus Pencabulan Terungkap Setelah Korbannya Mengaku Sakit Bagian Belakang dan Tak Mau Sekolah
Menurut Senior Manager MURI, Yusuf Nadri, bendera NU raksasa ini mengalahkan pemilik rekor sebelumnya yaitu komunitas Tagana di Balikpapan dengan bendera sebesar 25 x 35 meter.
"Bendera NU ini memecahkan rekor bendera organisasi masyarakat terbesar yang dibentangkan dan menjadi rekor ke 8.165 dan rekor keempat yang dimiliki Unisma," kata dia.
Ia mengatakan, animo masyarakat pun saat ini semakin besar untuk mencetak rekor baru MURI.
"Terutama perguruan tinggi yang animonya besar karena sangat banyak agen perubahan yang membuat inovasi baru untuk negeri. Karena rekor bukan hanya yang 'paling' namun juga yang pertama, dan inovasi unik dan pertama ada bisa juga masuk rekor," ujarnya.
Baca: Anak Sapi Sugiyat Berkepala Dua Tapi Tak Dapat Berdiri, Makannya Disuapi
Empat rekor MURI ini memicu Unisma untuk terus membuat gebrakan baru.
"Kreasi akan terus dibangun namun memang belum tahu apa lagi yang akan dibuat ke depannya. Tapi dalam waktu dekat kami pasti akan mengukir sejarah baru dan terus-menerus," kata Rektor Unisma, Prof Masykuri Bakri.