Informasi Tribun, pemeran wanita tersebut adalah alumni tahun 2017.
"Yang jelas, 1.000 persen siswa itu bukanlah siswi aktif di SMAN 1 Samarinda. Silakan dicek ke semua kelas, absen dan data administrasi sekolah. Kalaupun itu siswa aktif, pasti akan kami hukum," katanya.
Kasus ini membuatnya mengakui puyeng, sulit tidur memikirkan dampak video kepada sekolah yang dipimpinnya.
"Saya sampai sulit tidur. Memikirkan, bagaimana dampak kepada anak‑anak. Karena satu orang, ribuan anak‑anak yang tak tahu apa‑apa juga merasakan. Kami mau apalagi," ucapnya.
Ketua Komite Orangtua SMAN 1 Samarinda Mulyadi saat ditemui di hari sama mengaku kaget dan merinding.
"Kami selaku komite orangtua merinding dan sedih. Saya sejalan dengan pak Kepsek, saya mohon kepada teman‑teman untuk tak membawa nama institusi. Secara informasi, kami juga tak mungkin menutup," katanya.
Mulyadi menyatakan ada hal besar yang harus lebih diselamatkan dari adanya tersebarnya video tersebut.
"Keselamatan anak‑anak yang tak bersalah. Ini bukan beban yang sedikit sebagai orangtua. Kami takut, ini berdampak negatif kepada anak‑anak yang dilakukan. Tetapi, saya juga sampaikan kepada Pak Budiono, bahwa ini adalah peringatan juga kepada sekolah. Tanggung jawab itu memang besar. Kam menyesal. Sangat menyesal," ucapnya. (*)