TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kuswari Sulton (39), asal Jl Anggrek 3 Kemayoran, Bangkalan dan kontrak rumah di Surabaya Barat dan M Rizki (35), asal Samaran, Tambelangan, Sampang diringkus Unit Reskrim Polsek Tegalsari Surabaya.
Keduanya ditangkap atas kasus kejahatan pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) di 6 lokasi di Surabaya.
Kedua pelaku yang ditangkap pada Jumat (20/10/2017) lalu, merupakan sepesialis curanmor di parkiran minimarket. Modus yang dilakukan, yakni menunggu di parkiran dan setelah itu, pelaku mendorong motor motor yang tak terkunci oleh korbannya.
Baca: Cerita Fadholi Nikahi Sesama Lelaki, KUA Bisa Tertipu, Begini Akhir Kisahnya
Kuswari yang merupakan oknum guru SD di Surabaya Barat ini merupakan eksekutor motor yang terpakir di minimarket dan tidak terkunci. Setelah ditinggal korban, selanjutnya motor di bawa keluar parkiran. Kemudian, Rizki yang sudah menunggu di pinggir jalan dengan motor hidup, selanjutnya mendorong motor curian dari arah belakang.
"Setelah dianggap aman, kedua pelaku membongkar rumah kunci motor guna dihidupkan. Setelah itu motor di bawa kabur," sebut Kapolsek Genteng, Kompol Ari Trestiawan, Jumat (27/10/2017).
Aksi kedua pelaku terakhir di sebuah minimarket Jl Ambengan, Surabaya. Kali ini aksinya ternyata diketahui saudara korban yang tidak masuk ke minimarket dan menunggu di parkiran.
"Saat pelaku mendorong motor curian, dilihat saudara korban dan langsung berteriak maling. Saat itu kebetulan ada anggota yang sedang patroli di dekat lokasi dan mengejar dan dilakukan penangkapan," terang Ari.
Setelah dilakukan penyidikan, ternyata kedua pelaku sudh melakukan 6 kali pencurian motor yang dilakukan di depan minimarket. Keenam lokai itu, yakni di minimarket Jl Jojoran, Dharmawangsa, Tambak Adi, Yambaksari, Kalidami dan Ambengan. Semua aksi pelaku itu terekam kamera CCTV.
"Setelah kami melihat CCTV, ternyata benar dua pelaku ini sepesialis curanmor di depan minimarket," jelas mantan Kapolsek Dukuh Pakis Surabaya ini.
Pelaku Kuswari yang merupakan guru honorer di SD Surabaya Barat mengaku, semua motor curian dibawa Rizki ke Madura untuk dijual. Motor biasa dijual Rp 1,8 juta sampau Rp 2,5 juta.
"Saya terpaksa mencuri untuk menghidupi keluarga, bayaran saya masih kurang sebagai guru honorer," tutur Kuswari sambil menundukan kepala.
Ia mengaku, bayaran sebagai guru honorer setiap bulannya Rp 700 ribu. Uang sebesar itu dinilai tak cukup guna menghidupi istri dan empat orang anaknya.
"Saya jadi guru honorers udah lima tahun, tapi bayaran kecil. Saya akhirnya mencuri motor bersama teman," tutur Kuswari.