"Dari penuturan adik kandung almarhumah, ia sampai meminta sumbangan di sana untuk memulangkan Yuyun," ujar Yati.
Ia mengatakan bahwa sejak mendengar kabar anaknya tersebut meninggal, pada Jumat malamnya keluarga menggelar acara tahlilan untuk almarhumah.
"Kami setiap malam di sini sudah menggelar tahlilan," kata Yati.
Suami almarhumah Yuyun, Rudi (38) mengatakan bahwa ia mendengar kabar istrinya meninggal dari rekan sesama TKW yang bekerja di Oman.
"Katanya ia sakit gigi, hendak pergi ke dokter namun diberi obat sakit gigi oleh majikannya, tak lama kemudian ia meninggal," kata Rudi.
Rudi mengatakan istrinya sudah berada di Oman selama empat tahun.
Namun dari sepengetahuannya, seharusnya kontraknya hanya dua tahun.
"Mungkin karena asuransinya sudah habis jadi susah pulang," kata Rudi.
Kepala Desa Neglasari, Andriana mengatakan bahwa ia tak mempunyai data keberangkatan warganya tersebut.
Ia mengimbau kepada warga lainnya yang akan berangkat ke luar negeri menjadi TKI agar melapor ke pihak desa.
"Saya turut berdukacita untuk almarhumah. Kebanyakan memang kami tak tahu keberangkatannya, perginya kami tidak tahu, giliran ada masalah seperti ini kami kebingungan karena tak punya data," katanya.
Andriana mengatakan semoga apa yang menjadi harapan keluarga almarhumah bisa dikabulkan pemerintah.
Ia juga berharap gaji yang belum dibayar dan menjadi tuntutan keluarga bisa dibayarkan.
Ketua RT 04 Kampung Mekarmulya, Suntara mengatakan, bahwa di lingkungan almarhumah memang banyak TKI.
Ia mencatat ada 13 orang yang pergi ke Timur Tengah di lingkungannya.
"Termasuk istri saya juga pergi menjadi TKW," katanya.
Dari data yang dimiliki Desa Neglasari, ada sekitar 120 TKI yang tercatat dan mendatangi desa sebelum berangkat ke luar negeri.
Warga mengatakan bahwa hingga saat ini masih banyak pihak sponsor yang datang ke kampung-kampung menawarkan pekerjaan menjadi TKI ke luar negeri.