Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Bandung Timur menjadi wilayah paling rawan bagi para driver ojek online.
Hal itu diakui beberapa driver ojek online yang ditemui Tribun Jabar di tengah aksi demonstrasi di depan Gedung Sate, Senin (20/11/2017).
"Paling bahaya itu Bandung Timur, daerah Jatinangor ke sana (ke timur)," ujar Syafrizal, seorang driver ojek online.
Ia juga mengatakan sebisa mungkin menghindari menjemput penumpang di dekat terminal dan ojek pangkalan.
Hal yang sama diungkapkan driver ojek online lainnya Ridwan.
Innalillahi, Kabar Duka Datang dari Irfan Hakim. Sang Ayah Meninggal Usai Mengidap Sakit Ginjal https://t.co/7luAemFRhF via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) November 21, 2017
"Daerah bahaya dari Cicaheum ke timur. Dari Jatihandap ke sana (ke arah timur)," kata Ridwan.
Bedanya, Ridwan mengaku tidak khawatir untuk menjemput dan mengantarkan penumpang di terminal.
Ia mengaku cuek saja, karena menurut dia yang penting adalah menghasilkan uang.
Intimidasi secara langsung memang tidak pernah ia dapatkan, tapi beberapa kali ia diteriaki tukang ojek pangkalan saat melintas.
Ervan, yang juga bekerja sebagai driver ojek online juga mengakui Bandung Timur sebagai daerah yang rawan bagi ojek online.
Tetapi, bukan berarti daerah lainnya aman.
"Bandung selatan juga ada intimidasi, banyak spanduk larangan untuk ojek online. Itu di daerah Dayeuh Kolot ke selatan juga banyak. Tapi memang Bandung Timur sih yang paling bahaya," ujarnya.
Ia juga mengaku menghindari antar-jemput penumpang di dekat ojek pangkalan.
"Kalau penumpang dekat pangkalan, saya suruh geser, kalau ngga, cancel aja daripada cari masalah," ujarnya.
Ia mengaku tidak pernah mendapat intimidasi secara langsung dari oknum ojek pangkalan atau sopir angkot, tetapi temannya pernah.
Persib Ikut Ramaikan Perburuan Esteban Vizcarra dan Nick van der Velden https://t.co/cNtQ0IxixA via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) November 20, 2017
Temannya mengantarkan penumpang ke daerah dekat Bandara Husein Sastranegara.
Di sana, temannya dicegat dan handphone-nya disita.
Meski tak diintimidasi langsung, ia mengaku pernah dihampiri ojek pangkalan saat mengantarkan penumpang.
Ketika itu, ia melintas ojek pangkalan dan diminta menurunkan penumpangnya di situ.
Tidak ingin mencari masalah, Ervan pun menurunkan penumpang dan kemudian berbalik arah.
Ketiga driver tersebut mengaku masih khawatir dan waspada karena merasa adanya kemungkinan untuk diintimidasi.
Spanduk larangan beroperasi menjadi satu di antara penyebabnya.
"Harapannya kondusif saja, ingin bekerja aman. Karena sama-sama cari makan," kata Ervan. (*)
BERITA REKOMENDASI