Laporan wartawan Tribun Kaltim Muhammad Arfan
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Sempat dikabarkan akan menerbangi rute yang ditinggal maskapai Kalstar Aviation, nyatanya Xpress Air belum juga beroperasi melayani masyarakat di Kalimantan Utara.
Kepala Bidang Perhubungan Udara Dishub Kalimantan Utara Andi Nasuha mengatakan, maskapai tersebut sudah mengantongi izin terbang dari Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub RI.
"Xpress Air ini manajemennya belum ada ke kita. Kita pun belum bisa dapat informasi yang jelas dari manajemennya," ujar Andi Nasuha saat dikonfirmasi, Rabu (23/11/2017).
Andi juga mengaku tak punya kontak person manajemen maskapai yang berbasis di Makassar, Sulawesi Selatan itu.
"Kalau ada saya punya, pasti sudah kami tanyakan kabarnya. Kami juga akan bertanya ke Kemenhub bagaimana kelanjutannya ini," ujarnya.
Baca: Bisnis Taksi Express Terjun Bebas Karena Ini...
Andi mengaku sudah ada jadwal terbang yang beredar baik di media sosial maupun poster-poster yang dipasang di area-area vital kota.
"Tetapi saya tidak bisa juga menjawab iya, karena mereka juga belum ada komunikasi ke kami," katanya.
Xpress Air diharapkan bisa segera terbang melayani rute yang sudah disetujui oleh Kemenhub.
Pasalnya cukup banyak masyarakat Kalimantan Utara yang membutuhkan akses penerbangan karena bisa mengefisienkan waktu perjalanan dibanding moda transportasi lain.
"Dari pihak bandara juga belum ada informasi kami dapat," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Xpress Air sejatinya beroperasi di Kalimantan Utara sejak tanggal 28 Oktober lalu sampai 24 Maret 2018.
Sedikitnya 8 rute penerbangan pulang pergi yang akan diterbangi yakni Tarakan-Nunukan, Tarakan-Malinau, Tarakan-Nunukan, Tarakan-Malinau, Tarakan-Tanjung Selor, Tarakan-Berau, Tarakan-Nunukan, Tarakan-Berau. Seluruh pesawat yang doiperasikan di rute-rute itu berjenis ATR-42.
Sebelumnya, Andi mengatakan, masuknya Xpress Air diketahui sebagai pengganti maskapai Kalstar Aviation yang dihentikan sementara operasionalnya oleh Kemenhub.
Pemberhentian sementara itu berimbas terhadap pergerakan pergerakan penumpang di sejumlah rute penerbangan di Kalimantan Utara.
Bahkan sempat di beberapa daerah warga yang biasanya menggunakan transportasi udara terpaksa harus berganti moda ke transportasi darat maupun air.
"Yang paling terasa itu rute penerbangan Tarakan-Nunukan atau sebaliknya. Samarinda-Tanjung Selor juga berimbas," katanya. (wil)