TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) RI bersama Pemerintah Kabupaten Sleman melakukan pemasangan di tiga lokasi yang masuk kawasan rawan bencana (KRB), satu di antaranya Pondok Pesantren (Ponpes) Bidayatussalikin 2 di Purwobinangun, Pakem
Pengasuh Ponpes Bidayatussalikin 2, KH Abdullah Deni menjelaskan, ponpesnya tersebut saat ini mengasuh 40 santri yang rata-rata merupakan mantan anak jalanan dan pengguna narkoba.
Bahkan, menurutnya ada pula anak pejabat dan DPR dari Jakarta yang ia asuh.
"Membina anak-anak mantan narkoba dan kenalakan remaja pondok dulu cuma satu di Triharjo, punya pondok sini alhamdulillah bermanfaat," terangnya.
"Pondoknya kita ada penanganan khusus diakui Kemenag, BNN, dan Kemensos. Ada anak pejabat dan DPR, begitu udah bagus di sini pendalaman agama, pasca rehabilitasi dengan metode religius," terangnya.
Abdullah pun mengancam jika ponpesnya dipaksa untuk berhenti beroperasi ia tidak akan tinggal diam.
Abdullah pun mengaku akan mengupayakan segala cara agar ponpesnya tetap beraktivitas.
"Masyarakat juga pada bangun, masalah undang-undang tapi ya harusnya ada solusi. Kalau plangnya hanya peringatan nggak papa," imbuhnya.
"Saya akan pertahankan kalau ini ditutup. (Saya) jalan kaki dari Yogya sampai Jakarta ke istana bersama anak-anak mantan-mantan napi yang sudah tobat," pungkasnya. (*)