Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di Kota Magelang ternyata masih jamak terjadi.
Jumlahnya mencapai ribuan. Keadaan ini juga diperparah dengan masih banyaknya keluarga di Kota Magelang juga masih belum memiliki sanitasi yang layak.
Hingga kini tercatat sebanyak 1.653 kepala keluarga (KK) dari 41.817 KK di Kota Magelang hingga saat ini masih melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
Selain itu, sebanyak 7.131 KK juga masih belum memiliki sanitasi yang layak.
Fasilitator Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), Sigit Wibawa membenarkan masih banyaknya warga Kota Magelang yang higga kini masih melakukan perilaku BABS.
Dikatakannya kesadaran masyarakat akan perilaku BABS ini masih sangat kurang.
Penyebabnya baik karena faktor pendidikan dan juga faktor ekonomi dari masyarakat.
"Banyak masyarakat yang masih berperilaku BABS, karena budaya masyarakat yang sudah ada sejak dulu. Penyebab sanitasi kurang layak ini, karena alasan ekonomi, dan juga faktor pendidikan," ujar Sigit, di sela kegiatan konsultasi publik dokumen pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) 2017-2022 Kota Magelang, di Aula Bappeda, Kamis (7/12/2017).
Berdasarkan survey dari Environmental Health Risk Assessment (EHRA), menurut Sigit, warga yang masih BABS tersebut tersebar merata di tiga kecamatan, yaitu Magelang Tengah 514 KK, Magelang Utara 596 KK, dan Magelang Selatan 543 KK.
Sedangkan untuk sanitasi yang tidak layak di Kota Magelang, ada 7.131 KK.
Sedang yang sudah sesuai dan layak dengan sistem SPAL-DS ada 30.059 KK dan sistem SPAL-DT ada 2.974 KK.
Sigit menuturkan, sanitasi kurang layak yang dimiliki oleh warga beragam diantaranya mulai dari buang air besar langsung ke lingkungan (kolam, sungai, tanah, sawah, tempat terbuka), kloset leher angsa yang langsung terbuang ke sungai, dan kloset langsung pembuangan.
"Masih banyak sekali ditemukan toilet/kloset dengan pembuangan langsung ke sungai, ini jelas kurang baik" kata Sigit.(*)