News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Wanita Tertular HIV, 'Tak Tahu Siapa Yang Menyebabkan Jadi Begini'

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

hiv

Laporan wartawan Sriwijaya Post, Yandi Triansyah

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Semula tak ada yang aneh atau ganjal dari sosok wanita berusia 28 tahun ini. Panggil saja dia M.

Ia nampak sehat, sinar kecantikannya nampak lebih terlihat saat tubuh seksinya dibalut dengan busana yang ia kenakan berwarna hitam menjulur hingga ke atas lutut.

Pesonanya semakin menjadi jadi saat dirinya aktif mengikuti acara puncak peringatan hari HIV AIDS se dunia, Kamis (7/12/2017) di Jalan Kol H Barlian Palembang.

Sesekali ia tersenyum dan menyapa setiap tamu yang hadir. Namun di balik keceriaanya tersebut, siapa sangka ia divonis mengidap virus HIV/AIDS.

Baca: Kata-kata Terakhir Sopir Go-Car Sebelum Dieksekusi Pembunuh Berdarah Dingin

Baca: Foto-foto Postingan Terakhir Karmila Jelang Ajal, Diduga Meninggal Dibunuh

Penyakit yang tertular melalui seks tersebut ia derita sejak 10 tahun terakhir.

Ya saat di puncak usia remaja 18 tahun. Tapi ia tak tahu laki-laki mana yang membawa penyakit tersebut yang telah menularkan kepadanya.

"Ya saya salah satu orang yang hadir di sini pengidap HIV AIDS sejak 10 tahun terakhir," katanya mengawali cerita.

Ia pun rela berbagi pengalamannya paling pahit dalam hidupnya tersebut.

Kejadian itu bermula saat ia membuka salon kecantikan yang beroperasi di Banyuasin.

Saat itu kata dia, ada pengecekan dari petugas mengenai penyakit HIV AIDS.

Awalnya ia tak percaya, bahkan dirinya meminta seluruh karyawannya yang berjumlah empat orang untuk periksa.

Namun dari jumlah orang yang diperiksa hanya dirinyalah yang dinyatakan positif.

"Saya sempat tak terima, kenyataan apa ini. Lagi pula saya merasa sehat sehat saja, tapi itu lah kenyataan yang saya harus terima," katanya.

Ia mengaku, sempat menikah dengan seorang pria. Namun usia perkawinan baru seumur jagung, pernikahan itu kandas.

Dan pada akhirnya ia menjalin asmara dengan laki-laki lain tanpa diikat dengan sebuah hubungan suci.

"Saya berhubungan suami istri selama tiga tahun, seks bebas. Tapi saya tak tau laki-laki mana yang membawa virus itu, " katanya.

Namun meski sudah memberikan segalanya, cintanya tetap kandas.

Bukan cinta dan kasih sayang yang ia dapat malahan ia dinyatakan tertular virus HIV AIDS.

"Saya sempat sembunyikan diri dari keluarga dan tetangga, tapi aku tak kuasa mereka pada akhir mengetahuinya," katanya.

Sejak saat itu dirinya dikucilkan.

Tak sampai di situ saja perlakuan yang ia terima. Bahkan ia didiskriminasi.

"Saya tak boleh dekat dekat dengan ponakan. Saya dijauhi. Dan ini itu dilarang. Sedih saya begitu terpukul, " katanya.

Dari situ hidupnya mulai tak karuan.

Namun beruntung dua tahun setelah kejadian itu ia dipertemukan dengan orang-orang yang peduli terhadap pengidap penyakit HIV AIDS.

"Akhirnya saya masuk komunitas itu. Setiap ada kegiatan saya ikutin dan memulai kehidupan yang baru," katanya.

Perlahan kepercayaan diri mulai kembali tumbuh.

Ia tersadar bahwa mengidap penyakit HIV AIDS tak perlu panik.

Karena secara kasat mata tak ada yang tahu bahwa dirinya terkena penyakit itu.

"Coba lihat saya tidak ada yang berbeda kan sama orang lain?

Kalau saya tidak mengaku mungkin tak ada yang tau saya pengidap HIV AIDS," katanya.

Sepuluh tahun berlalu, ia nampak kuat dan lebih percaya diri.

Bahkan ia saat ini menjadi relawan memberikan pemahaman kepada pekerja seks komersial dan pelaku lainnya yang ada di Sumsel.

Setiap beberapa pekan sekali ia membagikan alat kontrasepsi kepada PSK, supaya penyebaran penyakit itu tak meluas.

"Di Palembang relatif banyak titik Hotspot (esek esek). Kami lah yang mendatangi lokasi itu memberikan pemahaman kepada orang orang itu," katanya.

Selain sibuk dengan aktivitas tersebut, ia juga membuka warung kecil kecilan serta menyibukkan diri dengan berolahraga dan beribadah.

"Hidup saya lebih berarti meski nasi sudah menjadi bubur. Tapi buburnya masih bisa dikelola menjadi bubur ayam dan lainnya. Artinya saya masih bisa bermanfaat meski mengidap penyakit HIV AIDS," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini