Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Cirus Surveyors Group merilis survei menjelang Pemilihan Gubernur Kalimantan Barat 2018.
Survei guna menakar peta kekuatan calon Gubernur Kalbar.
Peneliti Cirus Surveyors Group, Rio Prayogo menerangkan survei opini publik jelang Pemilukada Kalimantan Barat 2018 gunakan metode multistage random sampling.
Survei melibatkan 1.000 responden dengan proporsi gender seimbang yakni 50 persen-50 persen tersebar di 14 kabupaten/kota dan 100 desa/kelurahan di Kalbar.
Responden adalah penduduk Kalbar usia 17 tahun ke atas.
Tiap kelurahan dibagi lima Rukun Tetangga (RT) secara acak.
Baca: Karolin Minta Orangtua Peka Terhadap Pergaulan Anak
Masing-masing dipilih dua keluarga. Survei dilakukan pada 28 Oktober-2 November 2017.
"Koordinator lapangan ada enam orang. Di atas koordinator ada supervisor. Tingkat margin of error sebesar 3 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen," ungkapnya di Hotel Aston Pontianak, Kamis (21/12/2017) siang.
Sebelumnya pada bulan Juli 2017, Cirus Surveyors Group juga melakukan survei di Provinsi Kalimantan Barat dengan metode dan jumlah sampel sama.
"Sehingga dapat diketahui dengan jelas pergerakan angka dari calon-calon Gubernur yakni Sutarmidji dan Karolin Margret Natasa," imbuhnya.
Dalam simulasi terbuka (Top of Mind) dinamika antara kedua kandidat ini juga terbaca.
Data bulan Juli 2017 menunjukkan angka elektabilitas top of mind Sutarmidji pada angka 24,8 persen dan Karolin Margret Natasa di kisaran 19,2 persen.
Pengukuran kembali dilakukan dalam kurun waktu empat bulan, tepatnya pada bulan November 2017.
Baca: Permudah Perizinan dan Pelayanan, Sutarmidji Raih Tiga Penghargaan
Hasilnya memperlihatkan kenaikan angka elektabtabilitas kedua kandidat.
Dimana Sutarmidji 27,0 persen dan Karolin Margret Natasa 28,80 persen.
Dari segi Popularitas, dari dua survei yang dilakukan Karolin Margret Natasa yang saat ini menjabat Bupati Kabupaten Landak mengalami kenaikan dibandingkan Walikota Pontianak Sutarmidji.
"Bila di Juli 2017, Karolin Margret Natasa 55,9 persen dan Sutarmidji 41,8 persen. Maka di November 2017, Karolin Margret Natasa 74,3 persen dan Sutarmidji 50,9 persen," paparnya.
Tingkat Elektabilitas pada Juli 2017, Sutarmidji 24,1 persen dan Karolin Margret Natasa 21,1 persen. Angka tersebut bergerak menjadi 26,63 persen untuk Sutarmidji dan 33,23 persen untuk Karoilin Margret Natasha pada bulan November 2017.
Dari tingkat Akseptabiiitas, hasil survei menunjukkan Karolin Margret Natasa mengalami kenaikan dari 69,7 persen di Juli menjadi 71,1 persen di November. Sementara Sutarmidji naik tipis dari 73,3 persen di Juli menjadi 73,4 persen.
Jika dalam hasil survei pada bulan Juli ditemukan selisih elektabilitas antar kedua bakal calon sangat tipis atau dalam margin of error, maka dalam temuan survei bulan November, jarak angka keduanya cukup jauh.
"Hal ini merupakan efek dari berbagai hal, diantara berbagai upaya sosialisasi yang dilakukan pada masyarakat oleh para kandidat," katanya.