TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Belasan pelajar terjaring razia tim Elang 1 Polrestabes Semarang di sekitar Taman Menteri Supeno atau dikenal Taman KB, Sabtu (13/1) dini hari.
Para pelajar itu bersekolah di SMK Negeri di Kota Semarang. Semua murid kelas XII. Ada 11 siswa yang tertangkap.
Mereka mabuk-mabukan. Ada lima botol air mineral berisi sisa Ciu. Siswa-siswa itu pasrah serta tak bisa mengelak. Bau nafas para remaja berseragam pramuka itu pengar.
Polisi pula menemukan sebuah bendera warna merah putih biru, motif negara Belanda. Bendera itu bertulis SKA_ONE.
"Kalian ini masuk sekolah pagi pulang pagi? Masih sekolah kok mabuk-mabukan. Mau jadi apa kalian?" ketus personel Elang.
Sembari melakukan pendataan, polisi menyuruh anak-anak sekolah itu telungkup posisi push-up. Mereka wajib push-up 25 kali.
Ada Motor Berpelat Merah
Personel Elang mendapati motor berpelat merah diparkirkan di area tersebut. Motor itu diakui seorang siswa milik sang ayah.
Keuntungan PSIM Yogyakarta Bungkus Marko Simic dari Persija Jakarta: Ada 3,1 Tak Dimiliki oleh Rakic
PSIM Yogyakarta-Persela Lamongan Yakin Tak Lirik 2 Primadona Eks Persija & Persis? Ini Keuntungannya
"Ayah saya bekerja di BKD (Badan Kepegawaian Daerah) Jateng, pak. Motor itu saya yang bawa," kata siswa berinisial DI (15).
Personel Elang tak lantas percaya. DI disuruh polisi menelepon sang ayah sebagai pembuktian. Telepon wajib menggunakan pengeras suara, supaya dapat didengar.
"Halo, pak. Ini saya ketangkap tim Elang. Saya gak ikut mabuk," ucap DI dalam perbincangan telepon.
Anggota Reskrim Polrestabes Semarang, Aiptu Heru Purwanto mengambil alih telepon. Pria berkumis itu mengabarkan DI beserta rombongan siswa mabuk tertangkap tim Elang.
Heru memastikan pria yang ditelepon DI adalah sang ayah. Dia pula memberitahukan penyitaan sementara motor dinas berpelat H 9843 KA itu.
"Motor itu akan kami bawa ke pos Patwal Simpanglima. Silakan datang ke Simpanglima," ujar Heru.
Belasan Siswa Berlari ke Simpanglima
Usai push-up, 11 siswa itu mendapat hukuman berlari dari Taman KB hingga pos Patwal Simpanglima.
Jarak antara dua lokasi itu sekitar 500 meter. Mereka berlari sambil membawa bendera, bernyanyi lagu Garuda Pancasila dan menyerukan kejeraan mabuk-mabukan.
"Saya kapok (jera). Saya kapok. Saya kapok," teriak 11 pelajar itu di sepanjang perjalanan.
Keringat pun bercucuran di tubuh para pelajar setiba di pos Patwal Simpanglima.
Nafas mereka terengah-engah. Belasan siswa itu langsung merebahkan tubuh di teras pos.
Katim Elang 1 Polrestabes Semarang, AKP Andie Prasetya mulai melakukan pembinaan.
Dia mengarahkan para siswa menutup mata sambil membayangkan perjuangan orangtua menyekolahkan anak.
"Sekarang kalian harus menangis. Bapak ibumu banting tulang supaya kalian itu pinter. Gak ada orangtua menyekolahkan agar anaknya mabuk-mabukan," tegasnya.
Seketika terdengar isak tangis para pelajar itu. Mereka mengaku jera.
Usai pembinaan, siswa-siswa itu diperbolehkan pulang. (*)