TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya sedang memberikan penanganan intensif terhadap pelajar kelas 1 SD umur 8 tahun yang mengidap kecanduan seks.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya, Nanis Chairani, mengatakan langkah saat ini yang diambil adalah pemberian obat penurun libido pada anak berinisial YK tersebut.
"Kami bersyukur ibunya mau menceritakan ke kami dan mengantarkan anaknya untuk diobati. Kini anak tersebut diberi obat untuk menurunkan libido sehingga aktivitas menyimpang yang mengajarkan adiknya untuk melakukan perilaku orang dewasa bisa dikurangi," kata Nanis, saat jumpa pers di Humas Pemkot Surabaya, Rabu (17/1/2018).
Obat tersebut diberikan agar tingkat libido pada anak bisa menurun.
Sehingga kemungkinan melakukan perilaku menyimpang bisa ikut menurun.
Miris! Pelajar Kelas 1 SD di Surabaya Kecanduan Seks
Selain itu Pemkot juga mendatangkan psikolog dan psikiater untuk mendampingi anak.
Sejauh ini anak YK tersebut sudah bertemu dengan psikiater sebanyak satu kali.
Dalam waktu dekat YK akan ditangani sepenuhnya.
Namun yang terpenting adalah memisahkan anak sex addict tersebut dari lingkungan yang memicu perilaku tersebut kambuh.
Bahkan orang tua, dan lingkungan di sekitar YK sudah diwanti-wanti untuk jangan melakuakn tindakan, pembicaraan atau menunjukkan gambar yang bisa menimbulkan anak tersebut untuk kambuh melakukan aktivitas orang dewasa.
Sebab, sebagaimana diberitakan sebelumya, berdasarkan penuturan ibu kandungnya, YK kerap melakukan perilaku seks yang menyimpang.
Misalnya, mengajarkan adik-adiknya yang berusia 7 tahun, 4 tahun dan 1 tahun untuk memainkan alat kelamin, mengajarkan berciuman, dan minta untuk merekam ia sedang telanjang dan memegang pantat.
"Namun yang saya kami lihat dari sini, prediksi ibu wali kota untuk segera menutup lokalisasi agar tidak ada dampak negatif pada anak itu sangat tepat. Ini baru dua kali ditemukan kasus sex addict pada anak, bisa jadi di luar masih banyak tapi belum mau melapor," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan pihaknya sudah mendatangkan psikiater untuk bertemu dengan YK. Ke depan bukan tidak mungkin YK akan dikenakan hypnotherapy.
"Kami mendatangkan psikiater dan psikolog untuk melakukan pendampingan dan terapi pada anak tersebut. Karena kalau sudah begitu harus didampingi supaya berhenti melakukan perilaku tersebut," ucap Febria.
Selain itu Febria juga menyebut pihaknya melakukan sosialisasi ke masyarakat untuk keamanan ke anak-anak jangan sampai hal tersebut terjadi lagi.
"Keluarganya juga sudah kami beritahu bagaimana harus bersikap di depan anak.
Dan juga ke tetangga agar jangan sampai ada olok-olok pada anak," katanya.