Laporan Wartawan Tribun Bali, Putu Supartika
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Waktu menunjukkan pukul 06.30 Wita saat Imam Munawir tiba di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Denpasar, Bali.
Namun betapa terkejutnya, di pagi buta itu sudah ada 131 warga yang mengantre.
Mereka membiarkan sandal, tas, jaket, sepatu untuk mengantre.
Ini dilakukan karena pelayanan baru buka pukul 08.00 Wita.
“Saya datang ke sana pukul 06.30 Wita, tapi orang-orang dari jam 6 sudah ada yang di sana. Karena lelah berdiri, mereka pakai apa saja yang dibawa untuk ngantre. Ada yang pakai tas, jaket, sepatu, map, dan yang lainnya,” kata Munawir Rabu (17/1/2018) siang.
Ia juga mengatakan, saat tas, sepatu, maupun jaket itu mengantre, pemiliknya ada yang duduk maupun tiduran.
Kemarin dia memilih untuk tetap berdiri di barisan antrean.
Warga asal Pemecutan Kelod ini datang untuk mengurus Kartu Identitas Anak (KIA) sekaligus akta kelahiran anaknya dan kartu keluarga (KK).
Ia mengaku mendapat nomor antrean 132, padahal sudah datang sebelum pelayanan dibuka.
Pelayanan untuk pelayanan dokumen kependudukan mulai buka pukul 08.00 Wita.
Dari loket pelayanan dibuka, Munawir baru mendapat panggilan setelah dua setengah jam mengantre.
Kabid Pelayanan Pendaftaran Penduduk Disdukcapil, Ni Luh Lely Sriadi mengatakan, adanya warga yang antre menggunakan tas, jaket, maupun sandal merupakan inisiatif warga sendiri.
“Itukan inisiatif masyarakat sendiri. Kami tetap bukanya jam delapan,” kata Lely.