TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Hari ini, Kamis (25/1/2018), umat Hindu di Bali melaksanakan persembahyangan bertepatan dengan Kajeng Kliwon Enyitan.
Sudah jadi hal umum, Kajeng Kliwon sering dikaitkan dengan hal-hal mistis.
Kajeng Kliwon diyakini sebagai hari yang paling keramat, berbeda dengan hari-hari suci lainnya.
Sehingga kadang kala kalau bepergian pun pada hari itu, sering mendapat peringatan dari para orang tua, bahwa lebih berhati-hati bertindak.
Hal itu telah membudaya sejak dahulu hingga sekarang.
Kenapa demikian?
Dikutip dari buku Acara Agama, oleh Drs IB Putu Sudarsana, MBS.MM, keramatnya hari Kajeng Kliwon merupakan pengaruh dari pertemuan harinya yang memiliki kekuatan religiomagis.
Baca: PPP, Nasdem, PKS, PAN dan Partai Hanura Terancam Tidak Dapat Kursi di DPR
Hari Kajeng merupakan prabawanya Sang Hyang Durga Dewi sebagai perwujudan kekuatan ahamkara yang memanifestasikan kekuatan Bhuta, Kala, Durga di bumi.
Hari Kliwon merupakan prabhawanya Sang Hyang Siwa, sebagai perwujudan kekuatan dharma memanifestasikan kekuatan Dewa.
Dengan demikian, menyatunya kekuatan Siwa dan Durga maka lahir kekuatan Dharma Wisesa sehingga dari sini lahirnya kesidhian, kesaktian, kemandhian, yang selalu dikendalikan oleh kekuatan dharma (lontar kala maya tattwa).
Oleh karena itulah, umat Hindu secara tekun dan kontinyu menghaturkan persembahan serta memuja Hyang Siwa, untuk memohon kekuatan kesidhia, kesaktian, kemandhian, serta kedharman sebagai kebutuhan di dunia ini.
Baca: Plt Sekda Jambi Yakin Zumi Zola Seminggu Lagi Menyusul Jadi Tersangka
Tetapi mengenai makna dari pelaksanaan hari Kajeng Kliwon, banyak umat Hindu belum mengetahui secara jelas hanya dengan ketekunannya saja melaksanakan persembahan ke hadapan Hyang Siwa berupa menghaturkan canang dan segehan.