TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Dunia olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berduka setelah kabar meninggalnya Ketua Umum KONI DIY dr Hadianto Ismangoen SpA, Jumat (26/1/2018).
Berdasarkan Informasi yang dihimpun, almarhum yang menjabat sebagai Ketua umum KONI DIY periode 2017/2021 ini menghembuskan nafas terakhirnya sekita pukul 23.45 WIB di IGD RSUP Sardjito, Yogyakarta, Kamis (25/1/2018).
Menurut informasi, almarhum akan disemayamkan di rumah duka Jalan Patang Puluhan Yogyakarta nomor 8.
Rencananya jenazah akan dikebumikan seusai ibadah salat Jumat di Makam Kuncen pukul 14.00 WIB.
Sebelumnya, dr Antok memang sudah mengeluh sakit sejak menghadiri pelantikan Pengda ISSI DIY pada 23 Januari kemarin.
Baca: Polisi Kaget Pergoki Dua Pria di Dalam Kamar Kondisinya Setelah Telanjang
Setelah itu, mantan ketua umum Asprov PSSI DIY tersebut tidak masuk kantor dan beristirahat di rumah.
Pada Kamis malam, pihak keluarga membawa dr Antok yang mengeluh sesak nafas ke RSUP Sardjito.
Namun beberapa saat setelah mendapatkan perawatan, beliau dinyatakan meninggal dunia.
Semasa hidup, pria kelahiran 12 Mei 1952 tersebut memang cukup aktif di dunia olahraga DIY.
Dr Antok mulai aktif menjadi dokter tim PSIM Yogyakarta sejak 1982 hingga 1985.
Selain itu, juga aktif sebagai pembina tim sepakbola UGM Yogyakarta.
Tiga tahun menjadi dokter tim, dr Antok kemudian dipercaya menjadi manajer tim yunior PSIM selama tiga tahun mulai 1985-1988.
Setelah itu menjadi manajer tim senior PSIM, ketua harian dan ketua umum hingga periode 2008.
Meski pekerjaannya sebagai dokter spesialis anak cukup menyita waktu, dr Antok tetap mencurahkan hidupnya untuk perkembangan olahraga di Yogyakarta.
Baca: Demokrat Meradang Nama SBY Disebut Terlibat Kasus Korupsi e-KTP
Setelah cukup lama menjadi pengurus klub PSIM, dia kemudian terpilih menjadi ketua umum Asprov PSSI DIY selama dua periode mulai 2008-2017.
Setelah itu, dr Antok menjadi ketua umum KONI DIY periode 2017-2021.
Ketua 1 KONI DIY, Prof DR Djoko Pekik Irianto Mkes mengaku cukup kehilangan sosok dr Antok.
Menurutnya, sebelum meninggal, dr Antok masih aktif untuk membuka program puslatda KONI DIY dan Pengda ISSI.
"Beliau masih aktif membuka Puslatda pada Selasa lalu, setelah itu saya mendengar beliau gerah (sakit) dan beristirahat di rumah. Saya juga masih berkomunikasi lewat WA (WhatsApp). Baru tadi pagi saya dapat kabar beliau meninggal," katanya saat ditemui di rumah duka, Jumat (26/1/2018).
Di mata Djoko, dr Antok merupakan sosok yang mengayomi dan bisa merangkul semua pihak.
Dia juga memiliki cita-cita yang luhur untuk mengangkat prestasi olahraga DIY di kancah nasional dan internasional.
"Kami sangat kehilangan beliau," imbuhnya.