TRIBUNNEWS.COM, BITUNG - Pria berinisial Y (18) warga Bitung, yang menjadi tersangka kasus cabul kini mendekam di sel tahanan Polsek Maesa Bitung.
Usianya masi tergolong belia, namun pengalaman bercintanya sudah dimulai sejak usia 11 tahun.
Kisah pertama adalah dengan seorang tante girang.
Tante itulah yang merenggut "keperjakannya" di usia 11 tahun.
"Dia bikin saya mabuk, lalu dia antar ke kamar," katanya kepada Tribun Manado pada Rabu (31/1/2018)
Dia pun diajari sang tante cara bercinta. Dia bahkan mengakui tante tersebut sebagai 'guru' dalam hal bercinta.
"Ia mengajarkan berbagai gaya," kata dia.
Baca: LGBT Gaya Hidup yang Potensial Menyebarkan Penyakit HIV/AIDS
Lepas dari si tante, Y menjalin hubungan cinta dengan M, siswi SMA. Saat itu ia masih bersekolah.
Baca: Predikat Kota Layak Anak, Arist Merdeka Sirait Kaget Tingginya Kasus Percabulan Anak di Bitung
Baca: Bikin Polisi Menangis! Detik-detik Pengakuan Bocah 8 Tahun yang Dicabuli Ayah Kandungnya di Bitung
"Kami bercinta sembarang waktu, usai pulang sekolah, malam minggu, juga saat bolos," ujar dia.
Hasrat mereka meledak karena punya kesamaan. M yang mengenal cinta dari seorang pria dewasa.
Cinta yang demikian, mudah meledak, mudah pula padam.
Hasrat hilang, rasa tak bersisa, keduanya lalu pisah, tanpa kesedihan dan air mata.
Y lantas bertemu dengan Melati, siswa kelas 1 SMA di Kota Bitung.
Baca: Tidak Disangka Begini Nasib Victorine Lengkong, PNS Cantik Asal Bitung Saat Ini
Katanya, kali ini dia bener-benar jatuh cinta.
"Kami bertemu di facebook, saling ketemu lantas jatuh cinta," kata dia.
Kala itu, tersangka Y sudah lulus sekolah dan baru di PHK dari sebuah perusahaan.
Sedangkan Melati, masih berusia 14 tahun, tengah berupaya menggapai mimpi dengan belajar tekun di bangku sekolah.
Y punya wajah ganteng. Namun senjatanya adalah rayuan maut.
Pengalaman cinta membuat ia bak pujangga.
Katanya, persetubuhannya dengan Melati didasari saling cinta.
"Saya paksa berhubungan, ia tak mau, saya merajuk eee dia langsung mau, itu terjadi di sebuah ruangan kelas pada malam hari," ujar dia.
Baca: Hadapi Gerhana Bulan, Warga Gunungkidul Pukul Kentongan dan Ungsikan Wanita Hamil
Pengalaman pertama begitu menggoda, keduanya ketagihan bercinta.
Usai bercinta, airmata Melati kerap meleleh.
Namun airmata itu berganti tawa kala Y membisikkan kata-kata cintanya.
"Saya mau kawini kamu," ujar dia.
Singkat cerita Melati pun hamil. Ia merasakan sakit di perutnya.
Ingin membuktikan kehamilan itu, Y dan Melati membeli alat pendeteksi kehamilan di sebuah apotek.
"Lucunya, kami tak tahu gunakan alat itu, mau bertanya malu, hingga akhirnya kami buang alat tersebut," kata dia.
Suatu waktu, Y hendak menjemput Melati di kelas.
Entah mengapa Melati cuek. Y marah karena merasa diabaikan. "Saya pukul dia," kata dia.
Pemukulan itu akhirnya membawa Y ke kantor polisi, lantas terungkaplah kehamilan Melati.
Kedua orang tua Melati meradang. Y pun dilapor atas tuduhan percabulan anak di bawah umur.
"Padahal saya sudah bicara baik - baik dengan kedua orang tuanya, saya ingin mengawininya,"kata dia.
Kini Y pasrah bakal dipenjara 15 tahun. Ia ingin anaknya nanti menjenguknya.