Kepala Badan PPSDM Kesehatan selaku Pembina Wilayah (Binwil) Papua, Usman Sumantri, memastikan ada tahapan tindak lanjut yang ditempuh. Selama 3 bulan masa tanggap darurat tetap mengandalkan FHC dan kebutuhan Nakes disesuaikan lapangan.
Baca: Wow, Mainan Mahal! Anak-anak di Papua Ini Main Ayunan Pakai Baling-baling Helikopter, Lihat Videonya
“Setelah tanggap darurat selesai 3 bulan kita sweeping ORI sekaligus penguatan Puskesmas dan kader, baru masuk Nusantara Sehat (NS) untuk menetap minimal satu tahun,” jelas Usman.
Persyaratan tenaga kesehatan yang diikutkan menjadi pendamping adalah yang sudah berpengalaman bertugas di Puskesmas. Khusus NS diutamakan yang telah selesai penugasan.
Tahap ketiga pada 2 Februari 2018 lalu dikirim 31 orang tenaga kesehatan dan pendukung operasional, 212 kilogram obat-obatan dan perbekalan kesehatan.
Tenaga kesehatan yang diterjunkan terdiri atas: 2 dokter spesialis anak, 1 dokter spesialis anestesi, 1 dokter spesialis gizi klinik, 1 dokter spesialis kebidanan dan kandungan, 7 dokter umum, 10 perawat, 1 apoteker, 1 ahli gizi dan 1 tenaga surveilans. Sementara tambahan obat-obatan yang dikirimkan untuk mendukung pelayanan kesehatan dasar antara lain ambroxol, amoksisilin, parasetamol, deksametason dan vitamin.
Pengiriman bantuan pertama kali dilakukan oleh Kemenkes RI pada 15 Januari 2018 lalu. Total bantuan kesehatan yang sudah dikirimkan oleh Kemenkes ke Kabupaten Asmat sampai dengan saat ini mencapai 106 orang tenaga kesehatan dan 589 kilogram obat-obatan, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan bermacam perbekalan kesehatan.
Tahapan penanggulangan campak melalui vaksinasi menyasar anak usia 9-59 bulan. Jumlah yang terlayani hingga 18 Januari sebanyak 2.879 anak (70,8%). Total sebanyak 13.337 anak terlayani (31 Januari 2018) dengan 121 anak rawat inap di RSUD Agats dan 57 anak di Aula GPI. Kemudian dilakukan pemenuhan logistik di Puskesmas serta perbaikan penyimpanan vaksin berikut transfer ilmu antar nakes.
Upaya penyehatan kesehatan lingkungan dilakukan melalui penyuluhan Sanitasi Terpadu Berbasis Masyarakat (STBM) dan cuci tangan pakai sabun, penjernihan air cepat dengan koagulan.