News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah 'Ayam Kampus' di Semarang: Semula Hanya Disuruh Menemani, Lama-lama Keenakan Terus 'Nagih'

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi
  • 21 Sep 2024 19:35

    Kisah 'Ayam Kampus' di Semarang: Semula Hanya Disuruh Menemani, Lama-lama Keenakan Terus 'Nagih'

    TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Kenanga nama samaran mahasiswi cantik ini tak menyangka bakal terjun di dunia esek-esek terselubung. Diakui memang dia sejak SMP hobi nyanyi kemudian begitu kuliah nyambi menjadi pemandu lagu di tempat karaoke.

    Dia mampu bertahan setahun lamanya untuk menolak ajakan tamu ngamar. Karena dia berprinsip bahwa dirinya adalah mahasiswi yang harus belajar. Dan menjadi pemandu lagu hanyalah sambilan sekaligus melampiaskan hobinya menyanyi.

    Namun suatu saat sang mami menyuruh Kenanga penuhi permintaan tamu istimewa untuk ngamar. Entah bagaimana kala itu iming-iming sang mami (koordinator pemandu lagu) menggiurkan Kenanga untuk memuaskan nafsu birahi tamu istimewa.

    Baca: Memprihatinkan, Catatan Merah Siswa Penganiaya Guru Hingga Akhirnya Tewas

    Mahasiswi yang sehari-hari berpakaian rapi dan bersepatu ini sudah semester empat. Saat ke kampus dia berpenampilan mirip orang kerja kantoran. Namun saat malam ketika di tempat karaoke dia pun makin cantik seksi. Dia tidak bercerita kapan pertama kali dinodai, atau dengan siapa melepas keperawanannya.

    ‎Gadis asal eks Karisidenan Banyumas itu berbagi cerita kepada Tribun Jateng. Sembari menyeruput jus buah, ia mengaku semua itu rela dia lakukan untuk menopang biaya kehidupan sehari-hari, dan biaya kuliah selama ini.

    Namun dia mengaku bahwa menjadi pemandu lagu freelance tarifnya Rp 100 ribu per jam. Umumnya tamu dia ungkapkan kepuasannya ditemani menyanyi dan memberikan uang lebih dari itu.

    Karena butuh uang untuk kuliah, makan, pulsa, bayar kontrakan dan kosmetik, maka Kenanga pun tidak mampu lagi menolak ajakan untuk ngamar. Meski begitu dia tidak melayani sembarang tamu. Pilih-pilih pria berduit dan bisa merahasiakannya.

    "Kemudian, saya diam-diam menerima tawaran untuk ngamar dari seorang tamu. Dari situ saya akhirnya terjun ke dunia seperti ini," jelasnya.

    Meski kadang layani tamu istimewa di ranjang dia tetap jadi pemandu lagu freelance.

    Menurut dia, akan terlalu kelihatan menyolok ketika tiba-tiba ia begitu saja meninggalkan dunia lamanya sebagai pemandu lagu freelance. "Tak semua tahu kalau aku bisa di-BO (booking-Red)," terangnya. Orang menyebutnya bispak atau bisa pakai.
    Selama ini, sambungnya, ia menawarkan jasa kencan melalui beberapa group rahasia di Facebook (FB), selain tentu dari tamu karaoke yang ditemaninya.

    Dia mengakui, tak menawarkan jasa melalui akun Twitter, lantaran menilai 'promosi' di media sosial (medsos) jenis itu akan terlihat lebih menyolok. "Kalau Twitter kan gak ada ya group-group rahasia kayak di FB," ucapnya, beralasan.

    ‎Kenanga berujar, jika ada pria hidung belang yang berminat atau merespon postingannya di group FB, komunikasi akan dilanjutkan via inbox, dan diteruskan melalui aplikasi layanan pesan di ponsel.‎

    Ia mengaku‎ tak pernah menyimpan nomor whatsapp atau aplikasi pesan ponsel lain milik tamu pria hidung belang. "Selesai kencan, ya sudah, chatingan saya hapus semua. Kecuali pada tamu khusus, tertentu," bebernya.‎‎‎

    ‎Menurut dia, untuk mendapat pelayanan plus darinya, tarif kencan yang ditawarkan mendekati angka Rp 1 juta untuk short time (st), dan Rp 2 juta untuk layanan long time (lt) atau menginap.

    Semua jasa yang ditawarkan exclude, artinya biaya hotel jadi tanggungan tamu. "Jarang saya mau ‎menerima tawaran menginap, capai," terangnya.

    Dia nggak sanggup tiap hari menerima tamu. Ia mau melayani jasa melepas syahwat hanya ketika ia membutuhkan uang.

    Antisipasi tamu iseng, Kenanga (22) meminta pria yang bersangkutan mengirimkan foto kamar yang telah dipesan. Kalau masih ragu, lanjut videocall. Setelah dipastikan tamu ada di kamar sesuai yang telah disepakati, Kenanga meluncur ke lokasi.

    Kata dia, pantang terima tamu di kamar kos. Menurut dia, kos hanya untuk tempat beristirahat dan aktivitas lain yang jauh dari dunia gelapnya malam.

    Pengakuan atau wawancara tim liputan khusus dengan beberapa mahasiswi ayam kampus. Nama tetap disamarkan.

    Cinta nama samaran mahasiswi cantik usia 22 tahun ini menuturkan, pelanggannya adalah khusus orang berduit. Nggak mau cowok yang masih pas-pasan. Ada yang PNS atau ASN, pengusaha dan profesional di Kota Semarang.

    Serupa dengan penuturan itu, beberapa pengguna jasa ayam kampus juga merasa senang. Karena mereka beranggapan bahwa mahasiswi lebih berkelas, membanggakan, memuaskan dan imej tidak murahan.

    "Yang saya rasakan lebih sopan, kalau diajak ngobrol juga enak, nyambung gitu," kata pria itu.

    Pria hidung belang yang berduit, pilih ayam kampus karena lebih muda, lebih bersih, terjaga kesehatannya dan bisa jaga rahasia. Itu yang penting. Nyambung diajak ngobrol dan nggak memalukan jika diajak jalan.

    Pengguna ayam kampus lain, Rian (nama samaran) berujar, semula sempat bimbang memesan jasa pekerja seks komersial (PSK) mahasiswi melalui media sosial. "Takutnya kena tipu aja sih," ujarnya.

    Meski demikian, warga Banyumanik, Kota Semarang itu menyatakan, rasa penasarannya semakin menjadi, terlebih saat melihat profil foto sang mahasiswi yang menarik.

    Dia memperlihatkan foto yang dimaksud dalam media Twitter. Tampak gambar perempuan berswafoto mengenakan baju kuning. Pose fotonya tampak menggoda. Bagian mata perempuan itu disensor.
    "Doi (perempuan itu-Red) buka Rp 800 ribu, exclude (belum termasuk) tarif hotel sih. Katakanlah sejuta lebih dikit lah," ungkapnya.

    Dikatakannya, untuk pesan ayam kampus nggak sulit. Cukup searching di medsos. Bisa melalui komunitas atau grup rahasia di facebook (fb), bisa juga melalui twitter. Setelah menemukan target yang diinginkan, jalin komunikasi melalui jaringan pribadi (japri). Biasanya bermula dari mengirim dan berbalas pesan melalui inboks ‎akun sosmed, kemudian lanjut di WA. Tawar menawar harga pun terjadi dan lanjut di kamar hotel. (tribunjateng/tim liputan khusus/cetak)

Berita Populer